Tokyo (ANTARA News) - Pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan sejumlah pengusaha besar Jepang tidak membahas permasalahan ekspor gas Indonesia ke Jepang yang belakangan ramai dibicarakan, karena dianggap merugikan kepentingan industri dalam negeri. "Perbincangan dengan Presiden Yudhoyono hanya pembicaraan biasa untuk memperluas kerjasama di bidang energi dan minyak bumi," kata pimpinan Inpex (perusahaan energi Jepang) Kunihiko Matsui, seusai melakukan pertemuan "one on one" dengan Presiden Yudhoyono di Hotel Imperial Tokyo, Selasa. Matsui menambahkan pertemuan tersebut diharapkan bisa memperkuat kerjasama antara perusahaan-perusahaan energi Jepang dan Pemerintah Indonesia. "Kami harap setelah pertemuan ini akan terjalin hubungan dan kerjasama yang lebih lancar," katanya. Tujuh perusahaan besar Jepang Selasa pagi ini melakukan pertemuan khusus dengan Presiden Yudhoyono, yaitu PT Sumitomo yang dipimpin presiden and CEO Motoyuki Oka, Jetro yang dipimpin Direktur Utama Osamu Watanabe, JBIC yang dipimpin gubernurnya Kyosuke Sinozawa, Itochu yang dipimpin presidennya Eizo Kobayashi, Inpex yang dipimpin Kunihiko Matsuo, LNG Japan yang dipimpin presiden Kenichi Yonezawa, dan Mitsui dipimpin presidennya Gempachiro Aihara. Dalam pertemuan ini, Presiden akan didampingi oleh Menko Perekonomian Boediono, Menlu Hassan Wirajuda, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menperin Fahmi Idris, Mendag Mari Elka Pangestu, Menhub Hatta Rajasa, dan Dubes RI Jusuf Anwar. Sebelumnya, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan bahwa dalam prinsip yang disepakati dalam Economic Partnetship Agreement (EPA) antara Indonesia dan Jepang disebutkan bahwa untuk masalah energi yang disepakati hanyalah peningkatan hubungan kerjasama serta perlindungan sumber energi dengan meningkatkan energi alternatif. Di siang hari, Presiden akan mengadakan santap siang dengan organisasi-organisasi ekonomi Jepang, seperti Nippon Keidanren, Japan Chamber of Commerce and Industry, Keizai Doyukai, Japan Foreign Trade Council Inc. (*)
Copyright © ANTARA 2006