Langkat, Sumut (ANTARA News) - Empat desa yang ada di Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, terisolasi akibat jembatan Sei Musam putus diterjang banjir bandang.
"Ada empat desa yang terisolir karena jembatan putus," kata salah seorang warga Kwala Musam, Nerina Sembiring, di Kwala Musam, Batang Serangan, Selasa.
Empat desa itu meliputi Desa Namu Sialang, Desa Sungai serdang, Desa Tangkahan, dan Desa Sungai Musam.
Selain itu akses jalan menuju lokasi wisata Tangkahan juga tidak bisa dilintasi kenderaan.
Padahal akses jalan dan jembatan yang merupakan jalur utama menuju empat desa dan lokasi wisata Tangkahan ini merupakan jalur utama warga menuju ibukota Kecamatan Batang Serangan.
Sementara akses jalan lain yang merupakan jalur alternatif harus menempuh jarak hingga 15 kilometer dan menempuh waktu sekitar 1,5 jam dengan akses jalan yang masih sangat rusak.
Putusnya jembatan tersebut terjadi sekitar pukul 05.00 WIB karena arus banjir bandang yang cukup deras melanda jembatan itu.
Selain jembatan runtuh, salah seorang warga yang melintas di atas jembatan saat banjir bandang terjadi, Jenda Mia Sitepu, juga tercebur dan belum ditemukan.
"Yang baru ditemukan yaitu sepeda motor korban, namun korban belum juga ditemukan," katanya.
Hingga kini akses jalan menuju ke empat desa itu hanya bisa dilalui pejalan kaki berkat jembatan sementara yang dibuat dari pohon pinang.
Sementara itu Kepala Wilayah Kecamatan Batang Serangan Resti Yetti menyebutkan ada dua jembatan yang sekarang ini runtuh di daerahnya.
Selain jembatan Sei Musam, sebelumnya juga sudah runtuh jembatan Sei Glugur, menyebabkan akses warga untuk ke kota menjadi terkendala.
"Ada dua jembatan sekarang ini yang putus di Kecamatan Batang Serangan yang memerlukan perhatian untuk segera membangunnya kembali agar transportasi warga bisa lancar kembali," katanya.
Pewarta: Imam Fauzi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015