Meski rupiah mengalami tekanan terhadap dolar AS, ke depan ruang penguatan masih ada
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi Rp12.600 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.590 per dolar AS.
"Mata uang rupiah bergerak melemah namun dengan fluktuasi yang masih stabil seiring dengan faktor internal yang masih cukup mendukung untuk menahan laju dolar AS meningkat lebih tinggi," kata Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa sentimen pembangunan infrastruktur masih cukup kuat menopang rupiah, perbaikan infrastruktur akan membuat perekonomian Indonesia tetap akan tumbuh meski dibayangi perlambatan ekonomi global.
Di sisi lain, lanjut dia, pemerintah yang akan melakukan harmonisasi terhadap harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan ditundanya kenaikan tarif listrik menyusul tren pemurunan harga minyak dunia akan menahan laju inflasi domestik.
"Namun, diharapkan harmonisasi harga tidak terlalu sering dilakukan karena dapat membuat kebijakan investasi pelaku pasar kurang menentu," ujarnya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa walaupun tidak ada data ekonomi penting yang diumumkan, dolar AS menguat setelah sebelumnya turun selama beberapa hari.
"Meski rupiah mengalami tekanan terhadap dolar AS, ke depan ruang penguatan masih ada," katanya seraya menambahkan hari ini pelaku pasar menanti rilis data neraca perdagangan Tiongkok serta kondisi perekonomian Amerika Serikat.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015