Manado (ANTARA News) - Warga Kota Manado, yang menjadi korban banjir pada Minggu (11/1) masih menempati mesjid dan gereja, sekolah serta rumah sanak keluarga terdekat, kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi (pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Utara Christian Laotangan.
"Sebagian warga Kota Manado yang mengungsi sudah ada yang kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan perbaikan dan bersih-bersih. Tapi masih ada juga yang menetap di tempat pengungsian," kata Christian di Manado, Senin.
Dia mengatakan Pemerintah Provinsi Sulut telah membagikan selimut, matras serta makanan siap saji, pakaian orang dewasa dan peralatan dapur umum ke sejumlah lokasi banjir.
"Tidak ada korban jiwa pada saat terjadi banjir. Hal ini tidak lepas dari semakin meningkatnya kesadaran warga yang bermukim di daerah rawan banjir sehingga langsung mengungsi ke tempat yang lebih aman sebelum air sungai meluap," katanya.
Dia mengatakan sebelum terjadi banjir Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Manado telah mengeluarkan peringatan dini hujan lebat dan angin kencang yang akan menerjang sejumlah wilayah di Sulawesi Utara.
Informasi ini yang menurut Christian telah disampaikan ke pemerintah kabupaten/kota melalui badan penanggulangan bencana daerah dan diteruskan ke warga yang bermukim di daerah bantaran sungai serta lokasi rawan longsor.
"Bila sudah demikian maka korban bencana dapat diminimalisasi. Kami juga berterima kasih kepada komunitas Radio Antar Penduduk Indonesia atau RAPI Sulawesi Utara yang telah membantu menyampaikan informasi kepada warga agar menjauhi daerah rawan bencana banjir-longsor sekaligus melakukan evakuasi," ungkapnya.
Banjir yang melanda Kota Manado Minggu telah mengungsikan sekitar 3.000 warga yang tersebar di sejumlah kecamatan. Saat itu ketinggian banjir mencapai 3,5 meter sehingga sebagian rumah warga terendam.
Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015