Sementara kelompok 45 saham unggulan (indeks LQ45) melemah 3,52 poin (0,39 persen) ke level 895,30.
Head of Research Valbury Asia Securites Alfiansyah di Jakarta, Senin mengatakan bahwa sejumlah sentimen terutama dari ekternal masih mempengaruhi laju IHSG BEI dibayangi oleh pergerakan harga minyak mentah dunia yang cenderung menurun.
"Apabila harga minyak mentah melanjutkan penurunannya pada pekan ini maka berpotensi mendorong tekanan terhadap indeks saham dunia termasuk IHSG BEI," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, fluktuasi nilai tukar rupiah yang relatif stabil dapat menahan sentimen negatif eksternal itu.
"Stabilitas nilai tukar rupiah merupakan salah satu poin kunci bagi IHSG BEI, jika rupiah stabil potensi indeks apresiasi bisa terjadi dalam pekan ini," katanya.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa IHSG BEI bergerak melemah di tengah antisipasi pasar menjelang pengumuman Bank Indonesia (BI) terkait kebijakan tingkat suku bunga acuan (BI rate) yang sedianya akan dirilis pekan ini.
Di sisi lain, lanjut dia, volume beli diperkirakan masih melambat tidak akan jauh berbeda dengan perdagangan pada pekan sebelumnya.
"Kendati demikian, potensi pembalikan arah IHSG BEI di tengah harapan pelaku pasar terhadap pemerintah masih ada terkait pembangunan infrastruktur yang menjadi program utama sehingga peluang kenaikan masih cukup terbuka," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 129,40 poin (0,54 persen) ke 24.049,35, indeks Nikkei naik 30,63 poin (0,18 persen) ke 17.197,73, dan Straits Times melemah 0,56 poin (0,02 persen) ke posisi 3.337,88.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015