Kami awalnya menargetkan dapat Rp300 juta, tapi ternyata penjualan tiket sampai Rp412 juta."

Kediri (ANTARA News) - Panitia pelaksana pertandingan Persik Kediri, Jawa Timur, mengatakan pendapatan dalam laga final Piala Gubernur Jatim XII antara Persik Kediri melawan Persegres Gresik di Stadion Brawijaya, Minggu petang, melampaui target sehingga mencetak untung.

"Kami awalnya menargetkan dapat Rp300 juta, tapi ternyata penjualan tiket sampai Rp412 juta," kata Ketua Panpel pertandingan Persik Triono Kutut di Kediri, setelah pertandingan.

Ia mengatakan, pendapatan itu memang melampaui target yang direncanakan, dan ia mengaku cukup puas dengan hasil itu. Dalam pertandingan final ini panitia tetap mencetak tiket sesuai dengan kapasitas stadion yakni 15 ribu lembar.

Namun, ia mengatakan, dari tiket 15 ribu lembar itu, untuk 500 tiket sengaja diberikan gratis pada tamu undangan, sementara sisanya dijual untuk umum. Harga tiketnya, untuk kelas VIP Rp50 ribu, kelas utama Rp35 ribu, dan kelas ekonomi Rp25 ribu. Seluruh tiket yang disiapkan panitia habis terjual.

Triono juga mengaku, masih banyak suporter yang berminat untuk masuk ke dalam stadion, tapi kehabisan tiket, sehingga mereka berada di luar. Panitia akhirnya mempersilakan mereka masuk, saat pertandingan hampir berakhir.

Dalam pertandingan itu, sempat terjadi insiden saling lempar botol air minum. Bahkan, akibat insiden itu, sejumlah orang mengalami luka-luka, beberapa di antaranya juga sampai pingsan.

Tim medis juga langsung memberi obat pada suporter yang luka itu. Mereka terdiri dari anak-anak, orang dewasa dengan jenis kelamin baik laki-laki ataupun perempuan. Namun, petugas tidak sampai membawa mereka ke rumah sakit.

Insiden itu terjadi ketika gol kedua dalam pertandingan antara Persik Kediri melawan Persegres Gresik. Skor dalam pertandingan itu, Persik unggul, 2-1. Para suporter kecewa dan menilai kepemimpinan wasit tidak adil.

Polisi sempat berupaya menghentikan aksi itu, bahkan mereka juga sampai meminta para suporter yang berada di atas stadion turun. Mereka juga meminta agar para penonton Persik mengalah dan menghindar serta tidak membalas aksi pelemparan botol tersebut.

Upaya itu akhirnya berhasil. Petugas juga sempat membawa orang yang diduga menjadi provokator, agar aksi lempar botol itu tidak terus terjadi. Sampai babak pertandingan berakhir, aksi itu akhirnya tidak berlanjut.

Hanya saja, ketika Wasit Solikin membunyikan peluitnya tanda pertandingan berakhir, para suporter kembali membuat gaduh dengan menyalakan berbagai macam petasan. Tapi, hal itu tidak sampai berujung rusuh. Walaupun sempat terjadi insiden, akhirnya pertandingan bisa tuntas dan berakhir damai.

Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015