"Ada tiga orang yang terluka, yang terdiri dari orang dewasa dan anak, serta dua orang pingsan. Itu sementara laporan yang masuk," kata Didik, salah seorang anggota Polres Kediri Kota, Minggu petang.
Sejumlah suporter memang terlihat dibawa oleh tim medis, bahkan beberapa di antaranya terpaksa diangkut menggunakan tandu. Mereka ada yang pingsan, beberapa orang nampak terluka parah. Darah terus mengucur dari kepala mereka, serta dari beberapa bagian tubuh mereka yang terluka.
Petugas medis juga langsung memberi obat pada para suporter yang terluka saat aksi saling lempar botol yang berisi air minum tersebut. Aksi itu terjadi ketika gol kedua terjadi. Mereka kecewa dan menilai kepemimpinan wasit tidak adil.
Mereka yang terluka kemudian diberi obat untuk menghentikan darah keluar dari luka mereka. Namun, dari sejumlah pasien yang luka, tidak dirujuk ke rumah sakit dan hanya diberi obat oleh tim medis.
Polisi sempat berupaya menghentikan aksi itu, bahkan mereka juga sampai meminta para suporter yang berada di atas stadion turun. Mereka juga meminta agar para penonton Persik mengalah dan menghindar serta tidak membalas aksi pelemparan botol tersebut.
Upaya meredam aksi anarkis itu akhirnya berhasil. Petugas juga sempat membawa orang yang diduga menjadi provokator.
Hanya saja, ketika Wasit Solikin membunyikan peluitnya tanda pertandingan berakhir, para suporter kembali berbuat gaduh dengan menyalakan berbagai macam petasan. Tapi, hal itu tidak sampai berujung rusuh.
Persik Kediri berhasil menjuarai Piala Gubernur Jatim XII setelah mengalahkan Persegres 2-1.
Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015