Beijing (ANTARA News) - Polisi Tiongkok menahan 25 orang penumpang yang membuka pintu darurat pesawat menjelang tinggal landas karena mereka marah setelah pesawat tertunda terbang akibat salju, kantor media pemerintah melaporkan.
Para penumpang terpaksa menunggu berjam-jam duduk di kursi mereka pada Sabtu karena pesawat dari kota Kunming untuk tujuan Beijing itu ditunda keberangkatannya, lapor kantor berita Xinhua.
Mereka meminta izin untuk keluar dari pesawat dengan alasan kesehatan, kemudian sejumlah penumpang membuka "tiga pintu darurat" untuk menghentikan penerbangan dan memaksa pesawat kembali ke terminal, tulis Xinhua mengutip pernyataan seorang penumpang.
Penumpang itu menambahkan bahwa para penumpang menjadi cemas karena wakil kapten pilot tidak bisa mengendalikan diri.
Pesawat itu telah ditunda selama lima jam sebelum menaikkan penumpang dan kemudian harus menunggu lagi sampai es-es dibersihkan dari pesawat.
Sebanyak 25 orang penumpang ditahan oleh polisi bandara tetapi tidak jelas apakah mereka kemudian dilepaskan.
Penumpang yang lain diterbangkan ke Beijing dengan pesawat berbeda.
Perkembangan ekonomi yang membaik di Tiongkok menyebabkan perjalanan udara semakin berkembang dibanding sepuluh tahun terakhir dan banyak kejadian terkait perilaku penumpang yang melanggar peraturan.
Bulan lalu, penerbangan murah dari Thailand menuju Tiongkok terpaksa kembali ke Bangkok karena seorang penumpang menyiramkan air panas ke awak pesawat.
Media pemerintah Tiongkok menjuluki penumpang tak tahu aturan itu dengan sebutan "Barbar", salah seorang di antaranya mengancam meledakkan pesawat karena perseteruan masalah tempat duduk.
Suatu kekacauan terjadi di bandara Kunming pada 2013 saat ribuan penumpang yang kelaparan menjadi marah karena terlantar berjam-jam akibat penerbangannya ditunda karena kabut tebal.
Penumpang terdampar di bandara lebih dari seharu dan bertikai dengan pegawai darat, merusak komputer dan peralatan lain milik perusahaan penerbangan, demikian Xinhua melaporkan.
(M007/H-AK)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015