Paris (ANTARA News) - "Tidak untuk terorisme," kata ratusan ribu orang yang turun ke jalan pada Sabtu (10/1) di kota besar utama Prancis, setelah penembakan di majalah satiris Charlie Hebdo dan penyanderaan di satu pasar swalayan Yahudi.
Di dalam satu taklimat, Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengatakan 700.000 pemrotes ikut dalam berbagai pawai pada Sabtu di Kota Besar Utama Prancis --Toulouse, Lille, Marseille, Lyon, Grenoble dan Clermont-Ferrand.
Di Toulouse, tempat satu orang bersenjata menewaskan tujuh orang termasuk tiga anak kecil pada 2012, warga tidak menunggu sampai pawai nasional pada Ahad untuk mengutuk aksi teror dan rasisme.
Menurut data polisi, 120.000 orang berjalan di jalan-jalan di kota di Prancis Selatan tersebut.
Di Nantes, pawai menarik 70.000 pengunjuk-rasa, yang menyampaikan keinginan untuk "hidup bersama, bebas, setara dan dalam solidaritas", demikian laporan Xinhua.
Sebanyak 30.000 orang turun ke jalan di Nive, sementara orang dalam jumlah yang sama berpawai di Marseille dan 40.000 orang lagi berunjuk-rasa di Lille, Prancis Utara, kata lapordan media setempat.
Pawai besar-besaran di Prancis itu terjadi setelah 17 orang tewas dalam tiga hari belakangan akibat kekerasan yang diawal dengan penembakan pada Rabu (7/1) di markas majalah Charlie Hebdo --yang dikenal karena menyiarkan kartun yang mengolok-olok politisi dan pemimpin agama.
Sepuluh wartawan dan dua polisi kehilangan nyawa mereka dalam serangan tersebut. Para pelaku serangan, yang diidentifikasi sebagai Cherif dan Said Kouachi, tewas setelah polisi menyerbu tempat persembunyian mereka di pinggiran Kota Paris pada Jumat (9/1).
Seorang lagi pria bersenjata, yang membunuh seorang wanita polisi dan merenggut nyawa empat sandera di satu pasar swalayan di Paris Timur, juga ditembak hingga tewas oleh personal satuan anti-teror pada Jumat.
Pada Sabtu pagi, Perdana Menteri Manuel Valls mendesak rakyat agar dalam jumlah besar ikut dalam "pawai diam" pada Ahad, yang juga direncanakan dihadiri pemimpin utama Eropa.
Presiden Palestina Mahmud Abbas juga berencana menghadiri demonstrasi massal nasional di Paris, Ahad, untuk menghormati 17 korban serangan di sana pekan lalu, kata satu sumber diplomatik.
Abbas dijadwalkan bergabung dengan banyak pemimpin dunia, termasuk Perdana Israel Menteri Benjamin Netanyahu, pada aksi unjuk rasa yang diperkirakan menarik lebih dari satu juta orang.
Menurut laporan sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman akan mewakili Israel dalam unjuk rasa pada Ahad di Paris, kata juru bicaranya Sabtu.
"Ini akan menjadi peristiwa yang tak pernah terjadi sebelumnya yang tak diragukan akan tercatat dalam sejarah dan memperlihatkan kekuatan dan harkat rakyat Prancis," kata Perdana Menteri Manuel Valls.
Pelaku teror "ingin kami bersembunyi. Jawaban terbaik untuk itu ialah apa yang dilakukan rakyat Prancis sejak Rabu dengan pawai spontan", ia menambahkan.
(C003)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015