"Lebih baik bagi Anda untuk menghentikan agresi Anda melawan kaum Muslimin, sehingga mungkin Anda akan hidup dengan aman. Jika Anda menolak, tetapi mengajak berperang, kami menunggu dengan senang," kata Harith al-Nadhari dikutip mengatakan dalam satu video.
Dia mengklaim bertanggung jawab atas tiga hari pertumpahan darah di Prancis yang menewaskan 17 orang.
Tetapi salah satu tersangka dalam serangan Charlie Hebdo belajar di Yaman, di mana ia menghadiri kamp pelatihan Al-Qaida, kata sumber keamanan Yaman dan seorang teman sekelasnya.
"Beberapa anak-anak Prancis tidak menghormati para nabi Allah, sehingga kelompok dari kalangan tentara percaya Allah berbaris kepada mereka, maka mereka diajarkan untuk menghormati dan batasan kebebasan berekspresi," kata pejabat AQAP.
Pasukan elit Prancis menyerbu dua lokasi sandera Jumat, membunuh dua bersaudara di balik pembantaian majalah satir Charlie Hebdo dan dalam serangan terakhir yang juga merenggut nyawa empat sandera di supermarket pusat kota, demikian AFP.
(H-AK)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015