Jakarta (ANTARA News) - Orang yang memiliki pandangan optimis dalam hidupnya memiliki kesehatan kardiovaskular yang lebih sehat secara signifikan.

"Individu yang level optimisme tertinggi, dua kali lebih sehat jantungnya, dibandingkan mereka yang pesimistis. Hubungan ini signifikan pada karakteristik sosio-demografi dan kesehatan mental yang buruk," kata profesor kerja sosial dari Universitas Illinois, Rosalba Hernandez.

Untuk sampai pada kesimpulan ini, Hernandez dan tim meneliti sekitar 5.100 orang dewasa yang berada pada rentang usia 45--84 tahun. Para partisipan terdiri atas 38 persen orang kulit putih, 28 persen ras Afrika-Amerika, 22 persen orang Latin, dan 12 persen China.

Mereka ini menjalani tujuh pemeriksaan kesehatan, yakni tekanan darah, indeks massa tubuh, kadar glukosa, kolesterol, asupan diet, aktivitas fisik, dan konsumsi rokok.

Peneliti juga memeriksa kesehatan mental para partisipan, level optimisme, kesehatan fisik, berdasarkan hasil tes medis. Pada akhir penelitian, peneliti menjumlahkan semua hasil pemeriksaan partisipan.

Hasil penelitian menunjukkan, total angka kesehatan individu meningkat seiring naiknya level optimisme. Mereka yang paling optimis, 50 dan 76 persen lebih cenderung memiliki angka total kesehatan yang bagus, atau ideal.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Health Behavior and Policy itu juga memperlihatkan, hubungan antara optimisme dan kesehatan kardiovaskular lebih kuat terjadi saat karakteristik sosio-demografi misalnya usia, ras dan etnis, pendapatan serta status pendidikan dimasukkan menjadi faktornya.

Orang yang optimis memiliki kadar gula darah dan kolesterol yang lebih baik secara signifikan dibandingkan mereka yang pesimis. Mereka juga lebih aktif secara fisik, memiliki indeks massa tubuh dan relatif jarang merokok.

"Temuan ini menunjukkan, strategi yang menargetkan modifikasi kesejahteraan psikologis--misalnya optimisme--mungkin sangat potensial untuk meningkatkan kesehatan jantung masyarakat Amerika sebanyak 20 persen sebelum 2020," kata Hernandez, demikian seperti dilansir eurekalert.org.


Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015