Surabaya (ANTARA News) - Badai tropis durian yang kini terjadi di timur Filipina dan bergerak ke barat dapat memperkecil peluang hujan di Indonesia, khususnya di Jawa Timur (Jatim), jika semakin aktif, demikian BMG Surabaya. Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Maritim Tanjung Perak Surabaya, Arif Triyono, di Surabaya, Senin, menjelaskan bahwa jika badai yang berkecepatan sekira 12 kilometer per jam itu melemah, maka cuaca akan berawan dan berpeluang hujan di Indonesia.Menurut dia, jika badai durian semakin aktif, maka peluang hujan di Indonesia, khususnya Jatim, menjadi kecil lantaran uap air yang ada di Indonesia tertarik ke utara. Sebaliknya, menurut dia, jika gerakan badai tersebut melemah, maka cuaca menjadi berawan dan berpeluang hujan, karena uap air berubah menjadi hujan. Arif mengemukakan, munculnya badai durian berdampak pula pada tingginya gelombang di Laut Jawa antara 1 hingga 2,5 meter, sedangkan Samudera Indonesia antara 1 hingga 3 meter, di Selat Madura antara 0,5 hingga 1,5 meter, Selat Bali antara 1 hingga 1,5 meter, dan penyeberangan Ujung di Surabaya dengan Kamal di Pulau Madura cukup aman, karena ketinggian antara 1 hingga 1,5 meter.Oleh karena itu, ia mengimbau, para nelayan dan pengusaha pelayaran berhati-hati dampak badai Durian terhadap tingginya gelombang tersebut.Ia juga mengatakan, saat ini di Jatim sedang tumbuh awan Cumulus Nimbus (CB) yang membentang dari Lamongan hingga Pulau Madura (Sampang hingga Bangkalan), sehingga di kawasan tersebut dapat diprakirakan berpeluang hujan. Peluang hujan, menurut dia, juga berpeluang terjadi di wilayah Gresik hingga Bangkalan. Hujan terjadi pada sore hingga malam hari, dan berintensitas ringan sampai sedang, bersifat lokal dengan durasi antara 10 sampai 30 menit. Sementara di kawasan lain, hujan berpeluang di daerah pegunungan mulai Malang hingga Banyuwangi, sedangkan Jatim bagian barat peluang hujan terjadi di wilayah Ngawi hingga Kediri. Ia mengatakan, angin yang dominan bergerak dari selatan dan barat daya dengan kecepatan antara 10 hingga 25 kilometer per jam. Suhu udara berkisar antara 24 hingga 36 derajat Celcius dan kelembaban antara 55 hingga 75 persen. Sementara itu, kawasan Surabaya pada Minggu (26/11) malam telah berdampak padamnya listrik karena ada jaringan (jamperan) yang putus serta lampu pengatur lalu lintas (traffic light) di 12 titik padam, katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006