Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan warga lanjut usia (lansia) masih dianggap warga kelas dua dan kurang dihargai.

"Pemerintah masih menganggap lansia warga kelas dua. Penghargaan dan perlakuan yang diberikan masih jauh dari standar internasional," kata Giwo di Jakarta, Jumat.

Padahal di negara maju, lansia dijadikan warga kelas satu dan mendapatkan perlakuan serta penghargaan yang baik.

"Di Tanah Air justru sebaliknya, lansia hidup dalam situasi yang memprihatinkan," katanya menambahkan.

Tidak ada jaminan sosial, jaminan kesehatan dan kurang perawatan termasuk minimnya akses terhadap fasilitas publik.

"Pemerintah harus berusaha untuk meningkatkan kepedulian pada lansia mulai dari sekarang mengingat usia harapan hidup yang membaik," katanya lagi.

Meskipun, saat ini untuk menuju standar internasional cukup berat.

"Masyarakat, pemerintah dan swasta semestinya juga mengambil peran aktif untuk memperhatikan kehidupan lansia," katanya berharap.

Giwo menilai menempatkan lansia dalam panti jompo, sebaiknya menjadi pilihan terakhir dari keluarga.

"Akan jauh lebih baik dan manusiawi jika lansia tetap berada di lingkungan keluarganya. Sehingga dia tidak merasa diasingkan, tidak merasa dibuang," papar dia.

Hanya saja untuk perawatan lansia itu, harus dilakukan dengan mekanisme yang cukup kompleks. Tak hanya keluarga lansia saja, tetapi pemerintah, masyarakat, swasta, dan lembaga sosial harus terlibat.

Misalnya melalui pendampingan relawan, pemeriksaan kesehatan secara periodik ke rumah-rumah lansia dan sebagainya.

"Kowani terus mengadvokasi sistem perlindungan terhadap kaum lansia melalui Kementerian Sosial," tukas dia.

Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015