Isu-isu ditemukannya korban utuh dan baik mungkin saja bisa terjadi, tapi belum bisa dipastikan,"

Surabaya, 9/1 (Antara) - Tim "Disaster Victim Identification" (DVI) Polda Jatim belum memastikan identitas jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ801 yang ditemukan dalam kondisi utuh dan baik ketika dievakuasi dari perairan.

"Isu-isu ditemukannya korban utuh dan baik mungkin saja bisa terjadi, tapi belum bisa dipastikan," ujar Kepala DVI Polda Jatim, Kombes Pol Budiyono, kepada wartawan di Crisis Centre Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Jumat.

Pihaknya menganalisis, ada beberapa kemungkinan terjadi hingga jenazah yang ditemukan pada hari kesebelas pencarian tersebut kondisinya masih utuh.

Pertama, kata dia, kematian korban belum lama atau kemungkinan tanda-tanda kehidupan bertahan di laut beberapa hari.

"Analisis kedua, yang bersangkutan bukan korban AirAsia dan tidak termasuk dalam manifest penumpang atau pun kru pesawat AirAsia," kata perwira menengah tersebut.

Menurut dia, luasnya perairan tidak menutup kemungkinan terdapat musibah nelayan yang tidak diduga, seperti tenggelam atau kejadian lainnya.

"Kalau tidak tercantum dalam daftar penumpang maka bukan operasi Tim DVI pada kasus ini. Tapi tim terus bekerja dan mengidentifikasinya," kata Budiyono.

Sebelumnya, satu jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia rute Singapura-Surabaya yang mengalami hilang kontak dengan pengawas lalu lintas udara pada Minggu, 28 Desember 2014, kondisinya ditemukan baik dan berbeda dengan jenazah korban yang terlebih dahulu ditemukan.

"Kondisi jenazah ini relatif lebih baik dibanding sebelumnya. Meski mengalami pembusukan, tapi kondisinya masih lebih baik. Saya tidak tahu bagaimana kondisi penemuannya sehingga kondisinya lebih baik dibanding sebelumnya," kata Koordinator Tim DVI Mabes Polri di Pangkalan Bun, Komisaris Besar Polisi dr Hariyanto, Rabu (7/1).

Pihaknya menduga masih menempelnya properti, yakni pakaian di tubuh korban membuat jenazah itu kondisinya lebih baik dibanding jenazah-jenazah lain yang ditemukan sebelumnya.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015