Bogor (ANTARA News) - Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengatakan Partai Golkar bisa saja mengikuti jejak Partai Demokrat untuk netral, tidak bergabung dengan kubu mana pun.
"Saya memperkirakan Golkar tidak akan berbeda jauh dengan Demokrat yang melepaskan diri dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan tidak masuk Koalisi Indonesia Hebat (KIH)," kata Syamsuddin di Bogor, Jumat.
Alasannya, kata dia, ada dua.
Pertama, Golkar tidak akan mendapat jatah di pemerintah jika bergabung dengan KIH karena pengaturan mengenai soal ini sudah selesai.
Kedua, dua kubu Golkar belum menemukan kesepakatan yang mengakomodasi keinginan dua kubu.
"Bagaimana pun Munas Bali memutuskan Golkar tetap di KMP, sedangkan Munas Ancol memutuskan Golkar keluar dari KMP, dan keinginan berlawanan tersebut tidak kunjung menemukan titik terang," tuturnya.
Ia menambahkan Aburizal Bakrie sudah menolak Golkar bergabung dengan KIH dan tidak ingin partainya masuk pemerintah seperti diinginkan kubu Munas Ancol. Sebaliknya, kubu Agung Laksono menyatakan keluar dari KMP sebagai syarat utama perdamaian kedua kubu.
Syamsuddin menilai konflik internal Golkar akan menentukan peta politik nasional dan kemungkin berkurangnya kekuatan oposisi.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015