Terapi audio merupakan upaya yang harus dipertimbangkan pihak rumah sakit dan merupakan strategi penting untuk meminimalisir rasa sakit
Chicago (ANTARA News) - Lagu-lagu penyanyi seperti Rihanna dan Taylor Swift ternyata mampu membantu mengurangi rasa sakit yang dialami anak-anak setelah menjalani operasi besar.
Hasil studi terbaru dari Northwestern Medicine mendapati pasien-pasien anak yang mendengarkan lagu-lagu Rihanna dan Taylor Swift selama 30 menit mengaku rasa sakit pascaoperasi mereka berkurang secara signifikan.
"Terapi audio merupakan upaya yang harus dipertimbangkan pihak rumah sakit dan merupakan strategi penting untuk meminimalisir rasa sakit anak setelah operasi besar," ujar profesor anestesiologi dan pediatrik dari Northwestern University Feinberg School of Medicine, Dr. Santhanam Suresh.
Dr. Suresh mengatakan, terapi audio tidak membutuhkan banyak biaya dan tidak memiliki efek samping seperti jika harus menggunakan opioid.
Menurut dia, terapi ini merupakan strategi penting untuk mengontrol rasa sakit pasca operasi tanpa perlu menggunakan obat-obatan analgesik opioid.
Selama ini, penggunaan opioid yang umumnya untuk mengontrol rasa sakit pascaoperasi dapat menyebabkan masalah pernafasan pada anak.
Oleh karena itu, kata dia, perawat atau dokter biasanya membatasi asupan opioid dan rasa sakit anak pascaoperasi pun tak bisa dikontrol secara baik.
Untuk sampai pada kesimpulan ini, Dr. Suresh bersama putrinya, Sunitha Suresh melakukan penelitian terhadap 60 orang pasien berusia 14 tahun. Mereka lalu memberikan kebebasan kepada anak-anak ini memilih jenis musik kesukaan mereka, baik itu pop, country, rock, maupun klasik.
Di samping itu, buku cerita audio pun menjadi salah satu alat yang digunakan dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatric Surgery, 3 Januari lalu.
Selama penelitian, peneliti membagi anak-anak dalam tiga kelompok. Kelompok pertama mendengarkan musik pilihan mereka selama 30 menit, kelompok lainnya mendengarkan cerita selama 30 menit. Sementara sisanya dibiarkan dalam kesunyian selama 30 menit.
Hasil penelitian menunjukkan, pasien yang tergabung dalam kelompok musik dan cerita berkurang rasa sakitnya secara signifikan.
Sementara hal ini tak terjadi pada mereka yang dibiarkan dalam kesunyian. Mereka merasa rasa sakitnya tak berubah.
Dr. Suresh meyakini, terapi audio merupakan startegi yang menjanjikan untuk mengontrol rasa sakit anak pascaoperasi. Studi sebelumnya telah memperlihatkan efektifnya musik untuk mengurangi rasa sakit pasien selama menjalani prosedur medis. Hanya saja, studi itu tak menggunakan ukuran rasa sakit yang objektif.
Misalnya apakah persepsi rasa sakit dipengaruhi musik itu sendiri atau apakah alternatif terapi audio sama efektifnya dengan terapi lain.
Ia percaya terapi audio bisa membantu menghalangi jalur sekunder dalam korteks prefrontal membawa memori rasa sakit.
Menurut dia, membiarkan pasien memilih musik dan cerita yang mereka sukai merupakan bagian dari perawatan.
Terapi ini bisa berkerja berapapun tingkatan rasa sakit pasien. Bahkan, pasien yang menjalani rawat jalan dan tak cukup mendapatkan opioid di rumahnya bisa menerapkan terapi ini.
"Tak masalah, apakah tingkat kesakitan mereka lebih rendah atau lebih tinggi saat pertama kali dipaparkan terapi audio," kata Suresh seperti dilansir laman Eurekalert.com.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015