Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dan Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo menyiapkan langkah antisipasi untuk menghadapi situasi terburuk yang mungkin terjadi di kawasan luberan lumpur panas bila musim hujan tiba. "Timnas penanganan lumpur dan Satkorlak akan mengadakan rapat untuk mengantisipasi bila ada hujan. Saya juga mengundang perwakilan Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Sosial, Departemen Kesehatan, PMI dan Bakornas (Penanggulangan Bencana dan Pengungsi, red) untuk memberikan dukungan," kata Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Soetedjo Yuwono, di Jakarta, Senin. Menurut dia, rapat yang disiapkan Kementerian Kesejahteraan Rakyat dan Bakornas Penanggulangan Bencana dan Pengungsi itu akan dilakukan di Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa (28/11). Sebelumnya Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo berkonsentrasi memperkuat tanggul di kolam penampungan A, guna mengantisipasi semakin meluasnya luberan lumpur panas yang menggenangi kawasan Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, pasca-ledakan pipa gas Pertamina pekan lalu. Ketua Pelaksana Timnas, Basuki Hadimuljono, Sabtu (25/11), mengatakan penyumbatan tanggul yang jebol akibat "subsidence" dan ledakan pipa gas dinilai masih belum mungkin dilakukan, sehingga pihaknya mengambil tindakan alternatif dengan memperkuat tanggul luar (Pond A) di Desa Kedungbendo. "Kalau tanggul yang jebol itu kita sumbat sekarang percuma, karena akan jebol lagi. Sebab, sejauh ini lumpur dari pusat semburan masih mengalir ke utara (jalan tol). Yang penting sekarang bagaimana menyelamatkan kawasan Kedungbendo," ungkapnya. Sudah dievakuasi Sementara warga Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (TAS) I, yang rumahnya kemasukan air lumpur, menurut Basuki sudah dievakuasi sementara waktu ke Kantor Dinas Sosial Pemprop Jatim di Jalan Monginsidi, Sidoarjo. Hingga Sabtu (25/11), sedikitnya 115 Kepala Keluarga di Perum TAS I Blok AA yang rumahnya terendam air lumpur sudah dievakuasi. Semenjak terjadinya ledakan pipa gas dan tanggul jebol di dekat km-38 tol ruas Porong-Gempol, lumpur terus meluber ke Pond A, sehingga kolam penampungan lumpur ini tidak mampu menampung debit lumpur dan meluber ke kawasan perumahan warga Desa Kedungbendo. Luberan lumpur (over topping) di Pond A sepanjang 200 meter masih terus mengalir ke kawasan perumahan warga. Meski lumpur belum masuk ke kawasan Perum TAS, air lumpur sudah menggenangi Blok AA dan kawasan lainnya. Akibatnya, dua hari ini, warga yang tinggal di kawasan itu terpaksa meninggalkan rumahnya mengungsi ke Kantor Dinsos Pemprop Jatim. Sebelumnya pada Kamis (23/11) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin sidang kabinet khusus di Kantor Kepresidenan, Jakarta, untuk membahas ledakan pipa gas Pertamina di Porong, Sidoardjo, Jawa Timur pada hari Rabu malam (22/11) dan kemudian menetapkan kasus ini sebagai "bencana" dan memerintahkan daerah seluas 440 ha sebagai daerah berbahaya dan tertutup. (*)
Copyright © ANTARA 2006