Tokyo (ANTARA News) - Sebanyak 25 anggota Pasukan bela diri Jepang dengan seperangkat alat musik drum band mengumandangkan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" dalam upacara penyambutan kenegaraan dan kunjungan kehormatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Kaisar Jepang, Akihito, bertempat di Istana Kekaisaran Jepang Di Tokyo, Senin pagi. Presiden Yudhoyono yang menggunakan jas dan peci hitam didampingi Ibu Ani Yudhoyono yang menggunakan kebaya merah muda dibalut selendang coklat disambut oleh Kaisar Akihito yang berjas abu-abu dan Permaisuri Michiko Soda yang berblus dan bertopi warna krem. Upacara penyambutan dilakukan di Ruang Shunju, di ruangan sekitar 30 kali 80 meter yang hanya dihiasi bendera nasional kedua negara. Biasanya upacara dilakukan di halaman Istana, namun karena hujan yang terus mengguyur kota itu sejak Minggu malam upacara dipindahkan ke dalam istana. Upacara penyambutan oleh Kaisar Akihito ini merupakan upacara penyambutan tamu negara yang pertama kali untuk tahun ini, dan peraturan kekaisaran Jepang menentukan bahwa Kaisar hanya boleh menerima tamu negara dua kali dalam satu tahun. Deputi Direktur Media dan Informasi Kekaisaran Jepang, Yasuo Moriyoma, mengatakan tamu negara terakhir yang diterima Kaisar adalah Raja Maroko pada Nopember tahun lalu. Usai mendengarkan lagu kebangsaan kedua negara, Presiden Yudhoyono diperkenalkan dengan sejumlah pejabat pemerintah Jepang ,seperti PM Sinzo Abe dab istri serta beberapa menteri. Ikut menghadiri upacara Putra Mahkota Pangeran Naruhito, dan Putri Akisino. Sementara dari Indonesia, turut hadir Menko Perekonomian Boediono, Menlu Hassan Wirajuda dan istri, Mensesneg Yusril Ihza Mahendra, Menhub Hatta Rajasa, Mendag Mari Pangestu, Menperin Fahmi Idris dan Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto. Senin siang, Presiden dijadwalkan melakukan makan siang bersama Japan - Indonesia Association (Japinda) dan Liga Parlemen Indonesia - Jepang (TBC) dan pada pukul 14.00 waktu setempat akan menerima gelar doktor kehormatan bidang media dan tata kepemerintahan dari Universitas Keio Tokyo. (*)

Copyright © ANTARA 2006