Washington (ANTARA News) - Hingga 5 Januari, Departemen Pertahanan AS telah mengeluarkan 384,9 juta dolar AS dalam kegiatan tanggap darurat krisis Ebola, yang merebak di Afrika tahun lalu, demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh DOD, Kamis (8/1).
Dari jumlah tersebut, logistik militer, pelatihan staf medis dan kegiatan rekayasa instalasi medis berjumlah 312,3 juta dolar, sementara langkah pengurangan ancaman, termasuk pengawasan-bio dan keamanan-bio-- berjumlah 47 juta dolar, sedangkan penelitian dan pengembangan vaksin bernilai 25,6 juta dolar.
Upaya pengendalian Ebola di militer AS juga melibatkan 2.367 personel, kata Juru Bicara DOD Steve Warren di dalam pernyataan itu.
Sebagian besar personel tersebut, atau 2.174 orang, berpusat di Monrovia, Ibu Kota Liberia, demikian laporan Xinhua, Jumat.
Sisa 193 personel merupakan anggota Korps Marinir dan personel pengoperasian pelabuhan di Dakar, Senegal.
Personel militer AS tak terlibat dalam perawatan pasien Ebola, kata Warren, yang menambahkan bahwa peran mereka dalam perang tersebut yakni menyediakan dukungan logistik dan pelatihan bagi pekerja perawatan kesehatan, memeriksa sampel dan membangun satuan perawatan Ebola.
Sejak pelatihan dimulai pada 27 Oktober tahun lalu, tim Angkatan Darat dan Udara yang terdiri atas 40 personel telah melatih 1.539 pekerja perawatan kesehatan.
Upaya DOD di Liberia juga meliputi rumah sakit dengan 25 bangsal di Monrovia dan 10 satuan perawatan Ebola yang berada di seluruh negeri itu. Pembangunan semua, kecuali dua, satuan perawatan Ebola kini sudah selesai, kata Warren.
Selain rumah sakit tersebut, satu laboratorium bergerak mulai beroperasi di Greenville, Liberia, 25 Desember, sehingga jumlah seluruh laboratorium bergerak di Liberia jadi enam, ia menambahkan.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015