Washington (ANTARA News) - Pesawat Koalisi pimpinan Amerika Serikat telah menjatuhkan hampir 5.000 bom dalam perang udara melawan Negara Islam di Irak dan Suriah serta merusak atau menghancurkan lebih dari 3.000 sasaran termasuk tank, kata Pentagon, Rabu (7/1).

Data baru yang dikeluarkan oleh militer AS menunjukkan ekspansi dalam bentuk kampanye udara itu diluncurkan pada Agustus dan telah menghancurkan ratusan kendaraan lapis baja dan kendaraan canggih lainnya milik musuh.

Sejak serangan udara koalisi dimulai di Irak pada Agustus dan di Suriah pada akhir September, pesawat sekutu dan Amerika Serikat telah menyerang 58 tank, 184 kendaraan lapis baja Humvee, 303 truk pickup, 26 kendaraan lapis baja dan 394 kendaraan lainnya, menurut statistik dari Pentagon.

Sebagian besar kendaraan itu, banyak yang dibuat di Amerika Serikat, tapi telah disita oleh pejuang IS dari militer Irak mundur.

Perwira militer Amerika Serikat tidak bisa mengatakan berapa banyak dari target yang rusak atau hancur, tetapi juru bicara Kolonel Steven Warren mengatakan kepada wartawan sebagaimana dikutip AFP, "Saya yakin tingkat kerusakan tinggi".

Masih belum jelas juga berapa banyak tank atau kendaraan lain yang masih dimiliki oleh kelompok IS dalam gudang mereka setelah serangan udara itu.

Warren mengatakan militer tidak ingin mengatakan berapa persentase senjata IS atau kendaraan yang telah hancur karena "kami tidak ingin musuh kami tahu berapa banyak kami tahu tentang mereka."

Amerika Serikat dan sekutu Barat serta Arabnya telah melakukan 1.676 serangan sejauh ini dan meluncurkan 4.775 amunisi, kata para pejabat.

Komandan Amerika Serikat mengatakan serangan itu telah menghentikan kemajuan kelompok IS di Irak, mengganggu jaringan penyelundupan minyak mentah dan menghambat kemampuannya untuk bergerak di lapangan.

Tapi milisi IS tetap mengendalikan sebagian besar wilayah di Suriah dan Irak dan terus menerima anggota baru.

Data itu dikeluarkan sehari setelah para pejabat AS mengatakan untuk pertama kalinya bahwa mereka menyelidiki setidaknya dua insiden di mana warga sipil mungkin telah tewas dalam serangan udara di Irak dan Suriah, dan tiga kasus lainnya sedang dinilai untuk kemungkinan penyelidikan.

Pesawat koalisi telah terbang sebanyak sebanyak 15.465 kali dalam "Operasi Solusi Terpadu," termasuk misi serangan serta pengisian bahan bakar dan penerbangan pengintaian, kata para pejabat.

Sebagian besar serangan udara dan penerbangan militer lainnya dilakukan oleh pesawat Amerika Serikat tapi para pejabat telah menolak untuk memberikan rincian berapa banyak penerbangan dilakukan oleh negara-negara mitra.

Operasi Amerika Serikat kali ini telah melampaui peran Amerika dalam kampanye udara 2011 di Libya.

(Uu.G003)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015