Setelah penggunaan tagar #JeSuisCharlie" (Saya adalah Charlie) merajai Twitter untuk menyatakan duka dan dukungan terhadap korban serangan di Paris, para selebritis seperti penyanyi Anggun C Sasmi hingga aktris Julianne Moore mengungkapkan simpatinya di media sosial.
Anggun, pada akun @Anggun_Cipta menyatakan: "Bagaimana bisa kita sampai begini? Dunia menjadi tempat yang mengerikan di mana iblis ada di mana-mana, kebencian ditanam, balas dendam dibenarkan #CharieHebdo"
Sebelumnya, Anggun juga menyatakan rasa kengeriannya dengan berkicau "L'horreur.. #CharlieHebdo".
Anggun terkenal dengan keterbukaan pikirannya atas isu agama, salah satunya terlihat dalam pengakuannya: "Buat yg bertanya2, saya & adik2 6thn disekolah Katolik. Kami Islam tp menghargai agama lain krn Tuhan hanya 1 tapi jalan menujuNYA berbeda2" dalam Twitter sehari sebelumnya.
Aktris Julianne Moore dalam akun Twitter @juliannemoore menuliskan "Aku patah hati dengan hilangnya nyawa para korban serangan atas kebebasan berekspresi #JeSuisCharlie."
Sementara penyanyi Moby dalam akun Twitter @thelittleidiot mengkicaukan sindirannya atas para penyerang: "Ekstrimis Islam rela membunuh orang-orang tak bersalah hanya gara-gara KARTUN?? Apa-apaan? Ketuhanan macam apa yang tak bisa menangani kartun?"
Lalu dia memberi tips bagi para pelaku: "ini beberapa pilihan kalau kamu memang tersakiti oleh kartun: a-jangan lihat, atau b-buat kartun yang lebih lucu. membunuh orang bukanlah pilihan"
Penyanyi Josh Groban pun turut mengucapkan belasungkawa: "Hatiku bersama orang-orang Perancis dan Kota Paris pada hari yang mengerikan ini. Ini adalah serangan pada kita semua dan kami bersama kalian."
Serangan maut ke kantor majalah Charlie Hebdo, Rabu (7/1/2015), di Paris, menewaskan salah satunya, Pemimpin Redaksi Charlie Hebdo Stephane Charbonnier yang lebih dikenal dengan nama Charb. Korban tewas lain adalah para kartunis yang dikenal dengan panggilan Cabu, Tignous, dan Wolinski.
Majalah Charlie Hebdo memang dikenal kerap menerbitkan kartun-kartun satir yang oleh umat Muslim dianggap sebagai bentuk pelecehan. Majalah yang terbit tahun 1970, mendapat inspirasi namanya dari tokoh kartun Amerika, Charlie Brown. Sejak awal majalah ini diterbitkan untuk "meledek" selebriti, politisi, bahkan agama.
Pada 2006, Charlie Hebdo menjadi target utama kelompok-kelompok Islam radikal setelah mencetak ulang 12 kartun Nabi Muhammad yang sempat diterbitkan harian Denmark, Jyllands-Posten.
Pada tahun 2011, Charlie Hedbo kembali menimbulkan kontroversi karena antara lain menerbitkan karikatur Nabi Muhammad dan menjadikan nabi sebagai "pemimpin redaksi", sehari sesudahnya, kantor majalah diserang dengan bom molotov.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015