Vatikan (ANTARA News) - Paus Fransiskus mengutuk dan menyatakan serangan terhadap koran Charlie Hebdo di Paris keji. Paus juga menyeru semua orang menghentikan penyebaran kebencian.
"Bapa Suci mengungkapkan kecaman kerasnya atas serangan mengerikan itu," kata pernyataan kepala juru bicara Vatikan Romo Federico Lombardi tentang serangan menewaskan 12 orang terhadap kantor majalah mingguan satire terkenal yang sering mengejek Islam,.
Fransiskus menyeru semua orang menentang setiap cara menyebarkan kebencian, karena sangat merusak dasar hidup berdampingan secara damai selain kebangsaan, perbedaan agama dan kebudayaan.
"Apapun alasannya, kekerasan adalah keji dan tidak dibenarkan," kata juru bicara itu, mencerminkan perasaan Sri Paus. (Baca : Markas majalah "Charlie Hebdo" Paris diserang, 11 orang tewas )
Pemimpin Gereja Katolik Roma beranggotakan 1,2 miliar orang itu ikut dalam doa dan belasungkawa terhadap yang terluka dan keluarga yang tewas, kata juru bicara tersebut.
Sebelumnya, pada Rabu, wakil juru bicara Vatikan, Romo Ciro Benedettini, menyebut serangan di Paris itu keji karena menyerang orang serta kebebasan pers.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim belasungkawa kepada korban serangan itu dan mengutuk "terorisme", kata juru bicaranya pada Rabu.
"Moskow tegas mengutuk terorisme dalam segala bentuknya," kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov, kepada kantor berita Tass, dengan menambahkan, "Tidak ada yang bisa membenarkan serangan teroris."
Pernyataan Kremlin menyatakan presiden mengutuk keras kejahatan keji itu dan menegaskan kesiapannya melanjutkan kerja sama dalam pertempuran melawan ancaman terorisme.
Putin menyatakan belasungkawa mendalam kepada Presiden Prancis Francois Hollande, kata Kremlin, "Dia menyampaikan simpati dan dukungan kepada kerabat serta orang terkasih dari yang tewas serta cepat sembuh bagi yang menderita akibat tangan ekstremis itu."
Eropa Bersatu juga mengutuk keras serangan itu dan mengungkapkan kesetiakawanan dengan Prancis serta menjanjikan perjuangan melawan terorisme.
Donald Tusk, presiden baru Dewan Eropa, kelompok pemimpin 28 negara Eropa Bersatu, mengatakan "terkejut" dengan serangan terhadap kantor "Charlie Hebdo" itu.
Saat ini Polisi Prancis melancarkan perburuan besar setelah kelompok bersenjata menyerbu kantor majalah itu. Isi majalah itu sempat memicu kemarahan umat Islam pada masa lalu karena menerbitkan kartun Nabi Muhammad.
(B002)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015