Data sektor jasa AS mengalami penurunan, kondisi itu mempengaruhi kegiatan bisnis di sana
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak melemah sebesar 77 poin ke posisi Rp12.722 dibandingkan sebelumnya Rp12.645 per dolar AS.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Rabu mengatakan, dolar AS kembali menguat terhadap mayoritas mata uang dunia di tengah penantian notulensi rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) oleh pelaku pasar keuangan.
"Antisipasi pasar terhadap notulensi itu membuat dolar AS kembali menguat di pasar global sehingga berimbas negatif bagi rupiah di pasar valas domestik," kata dia.
Kendati demikian, menurut dia, potensi mata uang rupiah berbalik arah ke area penguatan cukup terbuka, hal itu disebabkan ekspektasi sebagian pelaku pasar keuangan menilai bahwa bank sentral AS (Federal Reserve) tidak akan menaikan suku bunganya dalam waktu dekat menyusul beberapa data ekonomi AS masih melambat.
"Data sektor jasa AS mengalami penurunan, kondisi itu mempengaruhi kegiatan bisnis di sana," katanya.
Ia menambahkan bahwa masih adanya harapan positif terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah untuk mendorong pembangunan infrastruktur akan menjadi modal bagi perekonomian Indonesia tetap mencatatkan pertumbuhan yang nantinya dapat menguatkan mata uang rupiah.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengemukakan bahwa laju pertumbuhan sektor jasa AS berada di bawah ekspektasi untuk bulan Desember 2014 seiring dengan penurunan pada indeks tenaga kerja serta aktivitas bisnis.
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa pelaku pasar akan fokus pada data Non-farm Payrolls (jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja) AS versi (Automatic Data Processing).
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015