Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pekan depan masih stabil dalam kisaran antara Rp9.100 sampai Rp9.150 per dolar AS, didukung oleh faktor fundamental ekonomi makro Indonesia yang makin membaik. "Fundamental ekonomi nasional yang membaik itu diwujudkan dengan kecenderungan rupiah yang makin stabil terhadap dolar AS, sekalipun ada gejolak besar yang tidak terduga," kata pengamat pasar uang, Farial Anwar, di Jakarta akhir pekan ini. Ia mengatakan meski rupiah masih akan bertengger di kisaran Rp9.100 sampai Rp9.150 per dolar AS, mata uang lokal itu agak sulit untuk bisa berada di bawah level Rp9.000 per dolar AS, sehubungan para spekulan maupun eksportir tak menginginkan tingkat nilai mata uang lokal itu berada di bawah Rp9.000 per dolar AS. Rupiah, lanjutnya, sebelumnya sempat mendekati level Rp9.200 per dolar AS, ketika para pelaku asing melepas obligasi rupiah, setelah Bank Indonesia (BI) mengisyaratkan perlunya penurunan bunga kredit. Gebrakan aksi lepas obligasi itu, menurut dia, untuk mengalihkan tempat investasi ke saham seiring mata dolar AS belum menguntungkan akibat pertumbuhan ekonomi AS yang cenderung melambat. Investor asing yang aktif bermain di pasar modal Indonesia melakukan aksi beli saham, sehingga mendorong indeks harga saham gabungan (IHSG) berada di level 1.700 poin (Rabu 22/11), yang memberi efek mendorong rupiah bertengger di level Rp9.123 per dolar AS, katanya. "Kami optimistik pelaku lokal maupun asing akan aktif bermain di pasar domestik dengan melakukan pembelian rupiah, meski ada BUMN yang membutuhkan dolar AS untuk membayar utang yang jatuh tempo, seperti Pertamina dan PLN, yang sempat menekan rupiah cukup tajam," katanya. Sampai akhir tahun ini, ia memprediksi minat asing bermain saham masih tetap tinggi dan perbankan aktif menyalurkan kreditnya kepada nasabah, karena adanya permintaan pasar. Kondisi ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Oleh karena itu, lanjutnya, pergerakan rupiah sampai akhir tahun ini diperkirakan tidak akan mengalami perubahan yang drastis karena tidak ada gejolak yang besar di pasar, apalagi harga minyak mentah dunia terus melemah hingga saat ini berada di bawah level 60 dolar AS per barel. Di samping itu, BI yang saat ini memiliki cadangan devisa sebesar 43 miliar dolar AS akan cukup bisa menjaga rupiah dari goncangan gejolak yang tak terduga, katanya. Sepanjang pekan ini mata uang lokal ini cenderung menguat, dari Senin naik menjadi Rp9,150/9.163 per dolar AS, Selasa menguat lagi menjadi Rp9.140/9.145 per dolar AS. Pada hari berikutnya, Rabu, menguat menjadi Rp9.134/9.143 dan Kamis mendekati level Rp9.100 per dolar AS menjadi Rp9.125/9.128 per dolar AS. Pada Jumat melemah menjadi Rp9.145/9.150 per dolar AS walau masih di bawah posisi awal pekan. (*)
Copyright © ANTARA 2006