"Sebelumnya jenazah almarhum disemayamkan di Adijasa Surabaya, namun pihak keluarga menginginkan almarhum Hendra dimakamkan di Pasuruan untuk berdampingan dengan ayah kandungnya, kakek, dan neneknya," kata ayah tiri korban, Yoseph Samara.
Menurut dia, anaknya merupakan sosok pekerja yang keras, mandiri, dan baik kepada semua orang, sehingga keluarga merasa cukup berat kehilangan almarhum.
"Ia memang pekerja keras dan pada usianya yang masih 23 tahun, sudah memiliki bisnis di bidang angkutan, bahkan beberapa waktu yang lalu adiknya dibelikan mobil," tuturnya.
Sementara, kakak Hendra, Yunita Syawal mengaku bisa mengenali jenazah yang sudah ditemukan oleh tim Basarnas tersebut adalah adiknya yang memiliki rambut model "skin head" tersebut.
"Saat dikabarkan pesawat AirAsia hilang kontak, kami sekeluarga sebenarnya berharap adik bisa ditemukan dalam keadaan hidup, namun Tuhan sudah membuat takdir yang berbeda dengan harapan kami," paparnya.
Ia mengaku tidak mengetahui adiknya akan berangkat ke Singapura untuk liburan akhir tahun bersama ketiga temannya, namun justru ibunya yang mengetahui bahwa adiknya merupakan salah satu penumpang AirAsia yang jatuh tersebut.
"Adik saya berangkat bersama ketiga temannya yakni Harja Subagio Prawira, Hartono David, dan Hani Chandra, namun hingga sekarang ketiga temannya masih belum ditemukan," katanya.
Dalam data manifest penumpang, Hendra tercatat beralamat di Jalan Gundih IX/1 Kecamatan Bubutan, Surabaya, namun sebenarnya korban bertempat tinggal d Villa Bukit Mas VI/20 Surabaya.
Pewarta: Zumrotun Solichah/Laily Widya Ari
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015