Sidoarjo (ANTARA News) - TNI tidak akan menarik ataupun menambah pasukan untuk pengamanan lokasi semburan lumpur panas Lapindo Brantas Inc di Porong, Sidoarjo, meski tiga anggotanya menjadi korban ledakan pipa gas milik Pertamina pada Rabu (22/11) malam lalu.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Heri Cahyana kepada wartawan di Sidoarjo, Sabtu, di sela-sela melakukan kunjungan ke Markas Kodim 0816 Sidoarjo dan sekaligus menyerahkan santunan kepada keluarga korban TNI serta bantuan untuk pasukan yang bertugas.
"Peristiwa ledakan yang menimbulkan korban jiwa, termasuk anggota TNI, tidak harus membuat pasukan TNI takut bertugas di sekitar lokasi semburan lumpur," ucapnya.
Ia mengatakan, keberadaan pasukan TNI dalam pengamanan sekitar lokasi semburan lumpur panas merupakan salah satu wujud pengabdian kepada masyarakat.
"Namun demikian, saya meminta pasukan TNI yang bertugas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai kemungkinan bahaya yang muncul," ujarnya.
Peristiwa ledakan pipa gas milik Pertamina di sekitar pusat semburan lumpur panas Lapindo Brantas di kilometer 38 jalan tol Surabaya-Gempol, ruas Porong-gempol, mengakibatkan sedikitnya 11 korban tewas, belasan luka-luka dan diduga dua korban lainnya masih terendam lumpur.
Di antara korban tewas dalam peristiwa itu, terdapat tiga anggota TNI, masing-masing Danramil Balongbendo Sidoarjo Kapten (Inf) Affandi, Danramil Taman Sidoarjo Kapten (Inf) Hendro dan anggota Yon Zipur V Kepanjen Malang, Serda Hafidz Effendi.
Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto telah menganugerahkan kenaikan pangkat anumerta satu tingkat, kepada tiga anggota TNI AD yang gugur dalam menjalankan tugas tersebut.
Saat penyerahan santunan di Makodim Sidoarjo, isteri almarhum Kapten Hendro dan Kapten Affandi tampak hadir diantara anggota maupun keluarga anggota TNI lainnya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006