Perekayasa Madya Baruna Jaya BPPT Yudo Haryadi kepada Antara di Jakarta, Selasa, mengatakan jika lima atau enam kapal kompak dan disiplin bergerak simultan di sektor prioritas kedua yang ditetapkan Badan SAR Nasional (Basarnas), maka waktu yang dibutuhkan untuk menyapu seluruh area dengan sonar adalah lima sampai tujuh hari.
Cakupan sonar pada kapal riset Baruna Jaya I dapat menyapu tujuh hingga delapan kali kedalaman laut. Artinya, untuk menyisir kedalaman maksimal perairan Teluk Kumai yang mencapai 30 meter maka satu kali sapuan sonar mencapai 210 meter saja.
"Dengan perhitungan tersebut, paling satu kapal hanya mampu menyapu area seluas 30 kilometer per hari. Kalau hanya satu kapal yang bergerak paling tidak butuh 30 hari untuk menyapu seluruh area (sektor prioritas kedua)," papar dia.
Ia mengatakan kemungkinan satu kapal lagi yang memiliki alat pendeteksi bawah air dapat bergabung mencari pesawat AirAsia. "Saat ini kapal Java Imperia masih dikoordinasikan (dengan Basarnas) untuk bisa bergabung".
Baruna Jaya I, menurut dia, juga menambah alat untuk mendapatkan visual dari obyek yang dicari dengan automatic underwater vehicle (AUV). Teknologi ini serupa dengan remotely operated vehicle (ROV), namun harus dioperasikan tanpa kabel.
"AUV-nya baru dibawa kapal Trisula milik pihak perhubungan ke kapal Baruna Jaya 1. Kita lepas saja AUV di sana nanti, dia akan kembali lagi ke lokasi kita melepasnya," ujar dia.
Selain melengkapi Baruna Jaya I dengan AUV, BPPT juga menambah underwater locator beacon (ULB) atau underwater acoustic beacon untuk mencari cockpit voice recorder (CVR) dan flight data recorder (FDR).
Basarnas menyebut luas sektor prioritas kedua pada operasi pencarian hari kesepuluh ditetapkan 1.575 mil laut. Lokasinya berada di sebelah barat dsektor prioritas pertama di dalam sektor I.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015