Surabaya (ANTARA News) - Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo menegaskan bahwa kotak hitam (black box) pesawat AirAsia QZ 8501 yang jatuh di Selat Karimata, Kalteng (28/12/2014), akan dicari dengan "robot" (remote operated vehicle atau ROV).
"Hari ini (5/1), pencarian itu akan dilakukan robot itu, karena kalau dilakukan para penyelam akan sulit, sebab di dasar laut itu pekat dengan lumpur," katanya setelah memberikan kuliah umum di lantai 1 Rektorat ITS Surabaya, Senin.
Sebelumnya, BPPT telah mendukung Basarnas dengan menyiapkan "pinger locator" yang dikirim dengan KR Baruna Jaya I ke laut untuk memanggil sinyal kotak hitam pesawat AirAsia QZ 8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata.
"Kapal Baruna Jaya I itu dilengkapi dengan peralatan modern, seperti alat pencari sinyal (pinger locator) dan magnetometer untuk melacak kotak hitam itu, tapi situasi di dasar laut tidak memungkinkan, karena itu sekarang dikirim robot ke dasar laut," katanya
Hingga kini, ada empat alat yang sudah dipakai untuk melacak kotak hitam AirAsia yakni multibeam echosounder, magnetometer, side scan sonar, dan remote operated vehicle (ROV).
Alat multibeam echosounder akan mendeteksi kedalaman laut berdasarkan gelombang suara. Sinyal balik gelombang suara akan dianalisis untuk memastikan kedalaman laut, termasuk ada gundukan atau tidak.
Alat kedua yang digunakan adalah magnetometer untuk mendeteksi benda-benda logam. Logam yang dicari adalah bangkai pesawat dan kotak hitam.
Jika dipastikan logam, maka alat side scan sonar akan diturunkan untuk mendeteksi gambar dua dimensi tersebut. Hasilnya mirip fotokopi hitam putih atau ultrasonografi (USG) pada pemeriksaan kehamilan.
Jika benar ada bangkai pesawat, maka langkah terakhir adalah menurunkan wahana khusus dengan kamera bawah laut, yakni remote operated vehicle (ROV).
Melalui kamera ROV itu akan dapat benar-benar dipastikan bahwa benda menonjol itu logam dan mirip bangkai pesawat.
Pada jenis lain, robot ROV yang membawa kamera bawah laut itu dilengkapi lengan mekanik untuk mengambil sampel atau objek.
Dalam kuliah umum di hadapan sejumlah dosen dan ratusan mahasiswa ITS Surabaya, Menteri Indroyono menyatakan ITS adalah kampus pertama yang dikunjungi setelah dua bulan menjadi menteri.
"Saya minta para ahli desain dan rekayasa kapal serta ahli integrasi radar dari ITS untuk memajukan program kemaritiman dengan empat agenda besar yang kami siapkan yakni kedaulatan maritim, sumberdaya alam dan jasa, infrastruktur maritim, serta sumberdaya manusia dan budaya maritim," katanya.
Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015