Padang (ANTARA News) - Menteri Agama, H Muhammad Maftuh Busyuni mengatakan, mengurus penyelenggaraan haji itu gampang, karena tak ada masalah yang perlu dirisaukan mengingat sudah ada ketersediaan dana dan prasarananya. Menjawab pertanyaan ANTARA News, di Padang, Sabtu, usai melakukan kunjungan kerja di Bukittinggi dan Padang selama dua hari, ia mengakui masih saja ada masalah yang terus berulang setiap tahun. Bahkan disusul keributan. Sebetulnya, karena kesalahan para penyelenggara sendiri yang tak mau belajar dari penyelenggaraan sebelumnya ditambah lagi masih adanya tangan "kotor" dalam penyelenggaraan haji itu. Ia menjelaskan, satu negara berpenduduk mayoritas Muslim mendapat kuota sebesar 205 (dengan angka ratio 1:1000) hasil kesepakatan OKI) seharusnya mampu melakukan perbaikan. Namun hasilnya hingga kini belum juga menggembirakan, seperti soal perbankan haji, yang setiap jemaah dikenai dana Rp100 ribu per orang. Bagi Basyuni, hal itu sangat tak masuk akal dan pihak bank juga seharusnya mengembalikan bunganya untuk perbaikan penyelenggaraan haji. Karena adanya kuota tadi, penyelenggaraan haji harus profesional. Beri kesempatan orang yang belum menunaikan haji dan bagi yang sudah cukup sekali. "Jangan melakukan haji berulang-ulang, sehingga orang lain tak punya kesempatan," katanya mengingatkan. "Haji cukup sekali. Prioritaskan bagi yang belum menunaikan haji," katanya lagi. Dalam kaitan itu, pihak Depag akan melakukan perbaikan penyelenggaraan haji baik berupa peningkatan infrastruktur dan sumber daya manusianya. Selama ini jumlah petugas haji terlalu banyak. Kedepan akan dikurangi. Caranya pun selektif, karena petugas jemaah haji harus berbahasa Arab. Di sisi lain, katanya, para mahasiswa yang berada di sejumlah negara Timur Tengah akan diberdayakan untuk membantu penyelenggaraan haji. Menteri mengakui bahwa untuk menjadi petugas jemaah haji sampai ada yang melakukan "sogok". Padahal tindakan kotor tersebut harus dihilangkan dalam penyelenggaraan haji.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006