Surabaya (ANTARA News) - Akibat luapan lumpur yang disusul ledakan pipa gas Pertamina di dekat pusat semburan lumpur di Porong, Sidoarjo, Telkom Divre V Jatim menderita kerugian sekitar Rp2,5 miliar.
"Kerugian itu bukan hanya kerugian fisik akibat kerusakan infrastruktur, tetapi juga `loss opportunity` akibat tidak beroperasinya fasilitas telepon pelanggan," kata Executive General Manager Telkom Divre V Jatim, Husni Thamrin, di Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, luapan lumpur Lapindo Brantas Inc yang disusul ledakan pipa gas Pertamina telah mengakibatkan 1.500 satuan sambungan telepon (SST) putus dan beberapa infrastruktur telekomunikasi mengalami kerusakan.
Infrastruktur Telkom yang rusak diantaranya enam Rumah Kabel (RK), kabel tanah sepanjang lima kilometer, kabel udara sepanjang tiga kilometer, Distribution Point (DP) sebanyak 42 buah, kabel fiber optic sepanjang 2,5 kilometeryang terdiri 12 core, 41 buah tiang telepon, serta beberapa accessories telekomunikasi lainnya.
Kendati begitu, Telkom Divre V Jatim tetap memberikan komitmen yang kuat untuk memberikan memberikan santunan kepada keluarga korban luapan lumpur Lapindo Brantas Inc maupun ledakan pipa gas Pertamina.
Terkait dengan ledakan gas pipa Pertamina, keluarga besar Telkom Divre V Jatim menyampaikan bantuan masing-masing senilai dua juta rupiah kepada delapan orang keluarga korban.
Sedangkan kepada korban yang menderita luka-luka Telkom memberikan santunan masing-masing sebanyak Rp500 ribu kepada 14 orang.
Sebelumnya, Telkom Divre V Jatim juga telah membantu melakukan evakuasi terhadap 60 keluarga korban Lumpur Sidoarjo. Bantuan yang diberikan antara lain dalam bentuk pengadaan empat truk, pemberian selimut, obat-obatan dan makanan bagi pengungsi korban lumpur serta dan pengobatan gratis
Selain bantuan untuk proses evakuasi tersebut, bantuan sembako senilai Rp50 juta diberikan untuk tiga desa yaitu Desa Siring, Kedungngbendo dan Renokenongo.
Husni Thamrin berjanji, Telkom akan memberikan pelatihan service handphone gratis kepada warga korban lumpur yang kehilangan pekerjaan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006