... sudah terdata ante mortem dan terdata di situs KTP elektronik. Hanya hitungan menit sudah diketahui...Surabaya (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Sutarman, memastikan semua korban pesawat AirAsia QZ8501 yang ditemukan Tim Badan SAR Nasional bisa teridentifikasi untuk kemudian diserahkan ke keluarga masing-masing.
"Tolong digarisbawahi, dalam bentuk apapun, semua korban yang ditemukan pasti bisa diidentifikasi. Beri waktu polisi untuk bekerja," katanya, di sela-sela menemui keluarga korban AirAsia di Posko Pusat Krisis, di Markas Polda Jawa Timur, di Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Senin.
Ia menjelaskan, bagi korban yang sidik jarinya masih utuh, maka hanya dalam hitungan menit dipastikan akan diketahui identitasnya.
"Apalagi yang sudah terdata ante mortem dan terdata di situs KTP elektronik. Hanya hitungan menit sudah diketahui," katanya.
Sedangkan bagi korban yang jika ditemukan dalam kondisi memprihatinkan dan tinggal kerangka maka polisi butuh beberapa waktu untuk mengidentifikasinya.
"Saya selalu dikejar cepat, cepat dan cepat. Kami polisi, khususnya Tim DVI pasti bekerja semaksimal mungkin dan segera mengidentifikasi untuk kemudian diserahkan ke keluarga," katanya.
Jenderal bintang empat tersebut menyampaikan pihaknya mengerahkan 260 dokter ahli yang dibantu dari sejumlah negara asing untuk membantu proses identifikasi.
Sementara itu, polisi di bawah kendali Badan SAR Nasional juga menegaskan berupaya semaksimal mungkin mengevakuasi dan mencari korban maupun serpihan pesawat rute Surabaya-Singapura yang hilang kontak pada Minggu itu (28/12).
"Semoga masih ada mukjizat dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan kami tidak pernah menyerah berusaha serta berdoa semoga bisa segera menemukan seluruh korban dalam waktu singkat. Semakin cepat maka semakin baik dan semakin lama tentu semakin sulit," katanya.
Pihaknya juga menyampaikan keprihatinan atas peristiwa yang mengakibatkan pesawat berpenumpang 155 orang beserta tujuh kru itu jatuh di laut di sekitar Selat Karamita, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015