Klaten (ANTARA News) - Jenazah Wismoyo Ari Prambudi (24), pramugara sekaligus salah satu korban pesawat jatuh AirAsia QZ8501 dimakamkan di tempat pemakaman umum Ngasemrejo, Jetak Lor, Bareng Lor, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin.
Jenazah putra bungsu dari dua saudara buah hati pasangan Suharno dan Sumingsri itu diberangkatkan dari rumah duka di Jetak Lor dengan menggunakan ambulans Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), dan diikuti ratusan petakziah dari sanak saudara, kerabat, teman, dan para tetangga, ke pemakamam desa yang berada 100 meter dari rumah duka sekitar pukul 10.30 WIB,
Para teman sejawat almarhum dari maskapai AirAsia mengiringi jenazah dengan membawa bunga dan foto Wismoyo. Manajemen AirAsia juga mengirimkan wakilnya bernama Datuk Kamarudin pada pemakaman salah satu awaknya ini.
Tidak mampu menahan air mata, mereka dengan berjalan di depan mobil jenazah menuju pemakaman dengan sesekali mengusap tetes air mata mereka.
Bupati Klaten Sunarna, Wakil Bupati Klaten Sri Hartini dan sejumlah pejabat daerah turut mengiri kepergian almarhum ke tempar peristirahatan terakhirnya.
Indarwanto, wakil keluarga almarhum, mengatakan keluarga almarhum Wismoyo berterimakasih banyak kepad berbagai pihak, termasuk Badan SAR Nasional dan TNI serta Polri, yang berupaya mencari para korban AirAsia.
Keluarga juga berterima kasih kepada AirAsia, tempat Wismoyo Ari Prambudi bekerja.
"Kami atas nama keluarga mengucapkan terima kasih dan meminta semua pihak agar kesalahan almarhum semasa hidupnya diberikan maaf," kata Indarwanto.
Indarwanto menambahkan, keluarga sudah pasrah dan menerima musibah jatuhnya AirAsia yang banyak menelan korban jiwa itu sebagai kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan Bupati Klaten Sunarna menyebut musibah AirAsia QZ8501 ini telah menjadi perhatian Dunia.
Sunarno menyebut Wismoyo Ari Prambudi yang asli Klaten dan masih berusia 24 tahun sebagai putra terbaik Klaten.
"Kami percaya semasa mudanya almarhum baik, bekerja keras untuk mencapai cita-citanya. Hal bisa menjadi teladan bagi remaja di Klaten, yang selam hidupnya penuh bermakna," kata Sunarno.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015