Bengkulu (ANTARA News) - Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu merupakan satu-satunya daerah di Provinsi Bengkulu yang aman dari penyakit rabies dan hingga saat ini belum ada warga yang terjangkit penyakit berbahaya itu. "Bengkulu merupakan endemis rabies, dan pada sembilan kabupaten/kota tertular penyakit itu hanya Enggano yang belum ada laporan penyebaran rabies itu," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu drh Daryanto, Sabtu. Enggano, sebuah pulau yang terletak di tengah Samudera Indonesia, berjarak 90 mil dari Kota Bengkulu. Daerah itu merupakan satu kecamatan dengan enam desa yang masuk dalam wilayah admistrasi Kabupaten Bengkulu Utara. Pulau yang memiliki luas wilayah 41 ribu hektare itu berpenghuni 2.500 jiwa, dan sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan. Penyakit rabies pertama kali menuluar di Provinsi Bengkulu pada 1972, dan sejak itu setiap tahun selalu ada warga yang terjangkit akibat gigitan hewan pembawa rabies (HPR). Selama 2006, sebanyak 23 warga Bengkulu terjangkit rabies, namun tidak ada yang meninggal. Sedangkan HPR yang menggigit 162 ekor. Kasus rebies tahun ini, menurut dia menurun dibandingkan 2005. Tahun lalau jumlah warga warga terjangkit rebies 42 orang, dan 10 orang diantaranya meninggal dunia. Sedangkan HPR yang menggigit 189 ekor. Menurut dia, secara umum wilayah Sumatera merupakan endemis rabies, karena itu masalah penyebaran penyakit itu merupakan permasalahan regional yang perlu penanganan secara bersama-sama dengan terpadu. Rabies di Bengkulu banyak disebarkan melalui anjing yang diliarkan dan anjing tanpa pemilik. Oleh sebagian peladang anjing dipelihara untuk menemani mereka dikebun-kebun, tapi kemudian populasinya bertambah secara cepat dan tak terkendali. Anjing tersebut jarang mendapat vaksinasi, dan karena bibit penyakit rabies sudah endemik di Bengkulu, maka dalam kurun tertentu anjing akan terserang rabies.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006