Bukittinggi (ANTARA News) - Sepasang burung Unta yang didatangkan dari penangkaran Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, kini menjadi penambah minat masyarakat pengunjung untuk datang ke Taman Marga Satwa dan Budaya Kinatan (TMSBK) Kota Bukittingi.
Kepala Bidang TMSBK Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bukittinggi Ikbal di Bukittinggi, Minggu, menyebutkan, keberadaan burung Unta di TMSBK menarik perhatian serta menambah minat masyarakat untuk melihat langsung satwa jenis burung terbesar di dunia itu.
Burung unta itu, katanya, tiba di Bukittinggi pada Jumat 26 Desember 2014 dan diberi nama Maharaja untuk jenis jantan, dan Maharani untuk betina yang kini ditempatkan di kandang karantina.
"Saat ini keduanya masih dalam masa karantina dan selama masa proses karantina keduanya diberikan perawatan khusus serta dilatih selama satu bulan ini agar nantinya jinak," jelasnya.
Ia menambahkan, jenis burung Unta ini sesuai pertumbuhannya di umur satu bulan itu dia sudah mencapai tinggi hampir satu setengan meter.
Burung Unta, lanjutnya, termasuk burung dengan ukuran yang paling besar dibandingkan spesies burung lainnya. Burung Unta tidak bisa terbang, namun memiliki kaki kuat dan panjang dapat berlari dengan kecepatan 65 kilometer per jam.
Ikbal menambahkan, makanan burung Unta terdiri dari akar, daun, dan biji-bijian. Burung Unta juga akan makan apa pun yang tersedia. Kadang juga memakan serangga, ular, kadal dan hewan pengerat.
Burung Unta juga menelan pasir dan kerikil, karena burung ini juga memiliki kemampuan untuk menggiling makanan, dan dapat memakan hal-hal yang hewan lain tidak dapat mencerna, katanya.
Pewarta: Atlas Maulana
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015