Kupang (ANTARA News) - PT Fery Indonesia Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur, masih menutup semua lintasan penyeberangan di wilayah provinsi kepulauan ini sejak Tahun Baru 2015 akibat cuaca buruk yang memicu gelombang tinggi hingga mencapai lima meter.
"Kami tidak mau mengambil risiko karena berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang gelombang laut di wilayah perairan NTT belum aman bagi pelayaran kapal-kapal feri," kata General Manager PT Fery Indonesia Cabang Kupang Arnold Yansen di Kupang, Minggu.
Para calon penumpang yang hendak bepergian ke daerah lain di NTT seperti Flores, Sumba, Alor, Rote, Sabu, Lembata atau kembali ke Kupang setelah libur panjang, terpaksa menunggu kapal penumpang milik PT (Persero) Pelni berukuran besar seperti KM Umsini, KM Awu dan KM Bukti Siguntang yang biasa melayani lintasan penyeberangan di NTT.
Berdasarkan laporan BMKG Kupang tinggi gelombang di wilayah perairan NTT berada pada kisaran antara 3,5--5,0 meter dengan kecepatan angin antara 25-40 km/jam. Keadaan cuaca saat ini juga dinilai rawan bagi semua maskapai penerbangan yang melayani rute penerbangan Kupang dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Para nelayan juga dilarang untuk melaut karena wilayah perairan setempat dilaporkan belum begitu bersahabat dengan kapal-kapal nelayan yang berukuran kecil dan sedang.
PT (Persero) Fery Indonesia Cabang Kupang belum mau mengambil risiko berlayar di tengah cuaca buruk, meski kapal feri merupakan satu-satunya armada pelayaran primadona rakyat NTT untuk bepergian dari satu pulau ke pulau lainnya di daerah ini.
"Kami tetap berpedoman pada laporan BMKG. Jika BMKG menyatakan aman untuk berlayar, kami siap untuk beroperasi kembali," kata Arnold Yansen dan menambahkan penutupan lintasan penyeberangan feri di daerah ini sampai batas waktu yang tidak ditentukan, karena sangat bergantung pada keadaan cuaca dan gelombang laut.
Pewarta: Laurensius Molan
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015