"Bencana longsoran tanah itu tidak menimbulkan korban jiwa karena warga sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Kaprawi, saat dihubungi di Lebak.
Menurut dia, longsoran tanah itu terjadi di Desa Cirompang Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak mengakibatkan sebanyak tujuh rumah rusak berat.
Selain itu juga satu rumah rusak ringan dan empat rumah terancam longsoran tanah.
Peristiwa bencana alam ini, katanya, sebanyak 36 jiwa terpaksa mengungsi karena hujan dengan kapasitas ringan dan sedang masih berlangsung.
Curah hujan di wilayah Kecamatan Sobang terjadi sejak pagi, sore hingga malam.
Frekuensi curah hujan berlangsung antara dua sampai lima jam sehingga berpotensi bencana banjir dan longsor.
"Kami mengingatkan warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam dapat meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.
Ia mengatakan, longsoran yang terjadi di Kecamatan Sobang itu karena lokasinya berada di tebing sehingga berpotensi rawan longsor.
Apalagi, curah hujan tinggi sehingga stuktur tanah tidak stabil dan kerapkali terjadi pergerakan.
"Kami mengimbau warga tetap waspada bencana alam agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.
Ia menambahkan, saat ini curah hujan di wilayah Kabupaten Lebak cukup tinggi sehingga rawan terjadi banjir dan longsor.
Bahkan, banjir di delapan desa di Kecamatan Banjir, Jumat malam merendamkan sebanyak 1.167 rumah warga dengan ketinggian air antara 1,5 sampai 2,5 meter.
"Semua warga yang terkena banjir bisa dilakukan evakuasi karena persiapan relawan selama 24 jam," katanya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015