Pangkalan Bun (ANTARA News) - Kapal-kapal Indonesia maupun asing yang berisi para penyelamat tidak menemukan bukti apa pun ketika mengecek ke lokasi yang diduga tempat jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata.
Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional SB Supriyadi menegaskan dugaan titik lokasi bangkai pesawat Airasia QZ 8501 yang disampaikan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi sudah dicek ke lokasi, dan tidak terbukti.
Seluruh kapal milik Indonesia dibantu negara tetangga beberapa kali mengecek ke lokasi dan ternyata tidak ditemukan bangkai pesawat Airasia itu, katanya di Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Sabtu sore.
"Informasi dari kapal-kapal yang melakukan pencarian juga tidak ada menemukan jenasah (korban) atau puing-puing pesawat Airasia. Jadi jumlah jenasah sampai sekarang hanya 30 dan telah dibawa ke Surabaya," tambah Supardi.
Dia mengatakan kapal milik Indonesia maupun negara lain masih mengalami kesulitan melakukan pencarian karena kondisi cuaca dan tingginya gelombang laut yang diperkirakan 3 hingga 4 meter.
Setelah pencarian selama 7 hari dan pertimbangan kondisi tubuh para korban yang kemungkinan tidak lagi sempurna, maka Basarnas bersama Tim negara lain lebih memfokuskan mencari badan pesawat dan kotak hitam.
"Tetap di cari jenasah yang kemungkinan terapung atau terbawa arus ke pinggir pantai. Kalau di dasar laut, tentunya kondisi jenasah sudah sulit didapat. Untuk detailnya sebenarnya para dokter yang mengetahui kondisi tubuh manusia jika telah 7 hari berada di dalam air," kata dia.
Direktur Operasi dan Latihan Basarnas itu mengatakan datangnya pesawat Ampibi milik Rusia tentunya sangat membantu mempercepat pencarian dan ditemukannya badan maupun kotak hitam pesawat Airasia.
"Sebagian personel dan peralatan Negara Rusia telah di Pangkalan Bun, tapi malam nanti pesawat itu akan kembali lagi dari Jakarta ke Pangkalan Bun karena masih banyak peralatannya yang harus dibawa," demikian dia.
Pewarta: Jaya Wirawana Manurung
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015