Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat membantah punya peran dalam kudeta yang berhasil digagalkan di Gambia setelah pemimpin negara Afrika itu, Yahya Jammeh, menuduh serangan tersebut dilakukan pembangkang luar negeri.
"Pemerintah Amerika Serikat tidak punya peran dalam kejadian di Banjul," kata pejabat Departemen Luar Negeri AS, Kamis.
"Amerika Serikat mengecam keras setiap usaha untuk merebut kekuasaan melalui cara-cara di luar konstitusi."
Jammeh, yang sedang mengunjungi Dubai saat serangan pada Kamis itu, menuduh para pembangkang luar negeri dan "teroris" atas serangan terhadap istana presidennya. Ia membantah itu adalah satu usaha untuk menggulingkan dia.
"Itu adalah satu serangan oleh para pembangkang yang tinggal di Amerika Serikat, Jerman dan Inggris," kata Jammeh.
"Ini bukan satu kudeta. Ini adalah satu serangan oleh satu kelompok teroris yang didukung beberapa negara yang saya tidak dapat sebutkan namanya," katanya.
Kelompok pria bersenjata berat dipimpin tentara pembangkang menyerang istana presiden namun berhasil dipukul mundur oleh pasukan yang setia pada Jammeh.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan kedutaan besar AS di Banjul tetap buka pada Jumat.
"Kami tetap menyeru pemerintah Gambia menghormati hak-hak asasi manusia dan nilai demokratik di negara itu," kata pejabat itu, seperti dilaporkan AFP.
(Uu.H-RN)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015