Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah pada Jumat pagi bergerak melemah menjadi Rp12.430 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.387 per dolar AS.
"Dari sisi fundamental, data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia yang dirilis pagi ini cukup membebani kinerja rupiah," kata Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Jumat.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laju inflasi Desember 2014 mencapai 2,46 persen sehingga laju inflasi tahun kalender 2014 maupun secara tahunan (yoy) tercatat sebesar 8,36 persen.
"Inflasi lebih tinggi dari prediksi kalangan analis sebesar 7,92 persen. Meningkatnya inflasi dapat menggerogoti daya beli konsumen sehingga dapat membuat ancaman berlanjutnya perlambatan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2014," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar 20 juta dolar AS pada November 2014, juga masih lebih rendah dari ekspektasi kalangan pasar.
"Performa ekspor masih rendah sehingga surplus di bawah ekspektasi, mengisyaratkan Indonesia masih akan mengalami defisit neraca transaksi berjalan yang dapat memberi sentimen negatif terhadap rupiah," katanya.
Ia memproyeksikan rupiah diperdagangkan di kisaran Rp12.400-Rp12.500 per dolar AS pada hari ini.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015