Banjarmasin (ANTARA News) - Penerimaan daerah berasal dari dana perimbangan royalti batubara belum optimal, karena pemerintah pusat terkesan sesukanya dalam hal mentransper dana itu ke daerah terkesan sesuka-sukanya. Keluhan tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Banjarmasin Drs Muchyar kepada wartawan di Banjarmasin, Jumat. Untuk memperoleh dana royalti itu seakan harus ada perjuangan dari daerah, setidaknya melobi dulu ke Departemen Keuangan, itupun tidak pasti harus keluar cepat, katanya. Sebagai contoh saja, penerimaan royalti batubara dari dana perimbangan tersebut untuk tahun 2006 ini baru Rp32 juta yang bisa masuk ke daerah (Dispenda) Kota Banjarmasin, padahal target penerimaan tersebut mencapai Rp10 miliar. Oleh sebab itu, dalam waktu dekat ini pihak dispenda Kota Banjarmasin akan terbang ke Jakarta, hanya untuk mengurus masalah dana royalti tersebut, dengan adanya usaha lobi ke Jakarta itulah diharapkan pada Desember 2006 ini dana itu bisa dicairkan. Sebab pengalaman tahun sebelumnya juga setelah dilobi ke Jakarta, dana royalti bisa dicairkan pada Desember 2005 lalu, padahal dana keluar tahun 2005 itu adalah untuk royalti tahun 2004, begitu juga yang akan diterima tahun 2006 ini adalah royalti perhitungan tahun 2005. Pada penerimaan royalti tahun 2004 lalu ditargetkan hanya sekitar Rp7 miliar tetapi dana tersebut terealisasi mencapai Rp13 miliar, jauh dari target, oleh karenya ia juga berharap bila target royalti batubara tahun 2005 ini sebesar Rp10 miliar maka realisasi akan melebihi pula dari target tersebut. Ketika ditanya soal target penerimaan PAD murni, ia menyebutkan untuk kota banjarmasin senilai Rp47 miliar, tetapi ia sendiri pesimistis target tersebut bisa tercapai mengingat pengalaman sebelumnya target demikian hampir sulit diperoleh. Walikota Banjarmasin, Yudhi Wahyuni meminta seluruh kepala dinas, badan, dan instansi lainnya sebagai insrumen penerimaan PAD supaya lebih kreatif, aktif dan inovatif dalam meningkatkan penerimaan tersebut.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006