Sidoarjo (ANTARA News) - Akibat terjadinya ledakan pipa gas Pertamina di Km.38 Jalan Tol Porong-Gempol, Sidoarjo, upaya penutupan semburan lumpur panas menggunakan metode pengeboran miring dipastikan akan mundur dari jadwal.
Hal ini dikarenakan ledakan pipa gas telah menyebabkan jebolnya tanggul utama dekat pusat semburan lumpur dan mengakibatkan lumpur mengalir menuju "pond" (kolam penampungan) Kedungbendo serta area operasi pengeboran di "relief well" (pengeboran miring) 2 di Desa Renokenongo.
Penasihat Tim Penutupan Sumber Semburan Lumpur Lapindo Brantas Inc, Dr Rudi Rubiandini dikonfirmasi, Jumat mengemukakan, operasi penutupan semburan lumpur akan mengalami keterlambatan dari jadwal semula, sedikitnya selama tujuh hari.
"Upaya penutupan semburan diperkirakan molor lagi, karena harus membersihkan dulu area `relief well` 2 dari lumpur yang kini menggenang. Untungnya lubang pengeboran tidak sampai kemasukan lumpur. Hanya saja memang pintu masuk dari tol sudah tidak bisa digunakan, karena tertutup lumpur, sehingga untuk masuk kita gunakan jalan belakang," ujarnya.
Secara teknis, operasi bawah permukaan tanah (sub surfece) tidak menemui kendala berarti. Setelah "blow out preventer" (BOP) "relief well" 2 sempat dipinjamkan beberapa minggu ke "relief well" 1 milik Century yang letaknya di Kelurahan Siring. Sebenarnya hari ini yang pengeborannya baru mencapai 1.200 kaki akan dilanjutkan untuk mencapai kedalaman 3.600 kaki.
Dari kedalaman 3.600 kaki, rencananya pengeboran akan dilakukan miring (side tracking) menuju kedalaman tujuh ribu kaki masuk ke sumur Banjarpanji-1. Sedangkan "relief well" 1, kini sudah mencapai kedalaman 1.000 kaki dengan metode "side tracking" kemiringan 56 derajat untuk mencapai kedalaman 3.600 kaki langsung masuk ke sumur Banjarpanji-1, papar Rudi.
(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006