New Delhi (ANTARA News) - Perdana Menteri India Narendra Modi meluncurkan program dalam jaringan (daring) nasional untuk mengawasi apakah para warganya menggunakan toilet.
Langkah itu ditempuh sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan.
Mulai bulan depan, para pejabat akan mulai menggunakan telepon genggam, komputer tablet dan "iPad" mereka untuk melaporkan keadaan di lapangan guna memastikan apakah para warga di daerah pedesaan India menggunakan toilet-toilet yang sudah ada. Hasil laporan itu diunggah ke sebuah laman internet dalam waktu seketika.
Keterbatasan toilet di India menyebabkan negara itu kehilangan lebih dari 50 miliar dolar AS (Rp620,9 triliun) setahun, kebanyakan karena kematian dini dan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan kebersihan, demikian menurut kajian Bank Dunia.
India mengalami kerugian lebih besar dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya dalam hal penampungan kotoran manusia, kata kajian itu.
Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia, sekitar 626 juta warga India melakukan buang air besar di tempat terbuka, sementara Tiongkok memiliki catatan 14 juta warga untuk kasus yang sama.
Sejak mulai menjalankan jabatan pada Mei, Modi telah berkali-kali mengeluhkan buruknya kesehatan dan kebersihan umum di India.
Ia bertekad akan mengatasi masalah-masalah tersebut dalam waktu lima tahun ke depan.
Pemerintah telah menggandakan anggaran untuk program pembuatan toilet-toilet serta meminta sumbangan dana dari beberapa perusahaan terbesar di negara itu.
"Sebelumnya, pengawasan dilakukan hanya dalam hal pembuatan toilet, tapi sekarang apakah toilet itu benar-benar digunakan, juga akan dipastikan," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan, Rabu.
Pada Oktober, Modi membuat pusing para pejabat pemerintah dengan memerintahkan kepada mereka untuk bekerja membersihkan toilet pada hari libur nasional, demikian Reuters.
(Uu.T008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015