Jakarta (ANTARA News) - Suara terompet dan petasan mulai bersahutan mengiringi tahun 2014 yang akan berakhir dalam hitungan jam. Meski suasana terasa semarak, tidak bagi pedagang terompet di daerah Depok.
Hujan yang mengguyur sejak siang tadi menjadi penyebabnya. Sebanyak tiga pedagang terompet yang dimintai pendapat tentang penjualan terompet dagangannya tahun ini, mengatakan hal senada, yakni penurunan barang dagangannya dibanding tahun lalu.
"Seharusnya rame, seperti tahun yang lalu. Karena hujan dari tadi siang sampe sore tadi baru berhenti," kata wanita penjaja terompet, Ari Permatasari (34).
Ari sudah berdagang terompet sejak 2012. Berawal dari membantu tetangga membuat terompet, kemudian berdagang hingga sekarang.
"Awalnya membantu tetangga sebelah rumah. Dia membuat terompet dalam jumlah banyak, kebanyakan yang jualan di daerah Kelapa Dua berasal dari dia terompetnya," kata Ari yang mulai menjual terompet dari pukul 06.00 pagi.
"Waktu itu iseng main, terus bantuin. Tetapi saya hanya membantu yang mudah saja. Seperti misalnya membungkus terompet ini dengan plastik warna-warni," katanya. "Saya mulai aktif bantuin bikin terompet sekitar tiga bulan lalu."
Ia menimpali, "Sampai satu hari sebelum malam tahun baru, masih ada yang memesan terompet kepada dia."
Berbeda dengan Ibu Ari yang menjajakan terompetnya di pinggir jalan, Bapak Marudin menggunakan sepeda keliling untuk menjual terompetnya.
Namun, hal yang sama diungkapkan Marudin, "Karena ujan, jadi sepi. Kalau tahun lalu masih lumayan."
Begitu juga dengan Bapak Gunawan yang mengatakan tahun ini sepi.
"Tahun ini sepi, ya. Mungkin karena hujan. Saya membeli terompet di pasar Kramatjati," kata Gunawan (30).
"Biasanya saya jualan di daerah Cijantung atau daerah Taman Mini. Tetapi di Cijantung sudah tidak boleh lagi berdagang dan di Taman Mini sudah tidak kebagian lapak," katanya. "Jadi saya ke sini. Karena kami dengar akan ada satu band yang akan tampil di sini."
Pewarta: Okta Antikasari
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014