"Berangkat jam 12 dini hari tadi, paling tidak butuh satu hari mencapai lokasi serpihan pesawat ditemukan," kata Kepala Seksi Program Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT M Ilyas kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Persiapan logistik untuk kapal Baruna Jaya I dilakukan hingga larut malam dengan antara lain yang dibawa multibeam echo sounder, marine magnetometer geometric, side-scan sonar, dan remotely operated vehicle (ROV)
"Doakan semoga kita segera berhasil mendapat pesawatnya di dasar laut," kata Ilyas.
BPPT tidak jadi menurunkan kapal riset Baruna Jaya IV karena harus membawa ROV dalam kontainer. Butuh tempat lebih luas untuk menempatkan alat dan operator alat tersebut di bagian belakang kapal, ujar dia.
"Kami butuh luas area yang cukup di belakang (kapal) untuk penempatan alat dan operasi alat tersebut di lapangan. BJ4 (Baruna Jaya IV) hanya punya ruang sempit di belakangnya, tidak muat untuk satu kontainer ROV," ujar dia.
Meski berganti kapal, menurut dia, kemampuan teknologi yang dibawa untuk mencari badan pesawat AirAsia di bawah permukaan laut di perairan Pangkalan Bun sama dengan yang ada di Baruna Jaya IV.
"Karena perairannya hanya berkedalaman 20 hingga 30 meter kita gunakan multibeam echo sounder yang ada di BJ1 (Baruna Jaya I), kalau yang di BJ4 multibeam echosounder-nya hingga lebih dari 2000 meter," ujar Ilyas.
Sebelumnya, pada operasi pencarian hari ketiga, Selasa (30/12), tim SAR gabungan berhasil menemukan serpihan pesawat Airbus 320-200 milik maskapai Air Asia Indonesia yang hilang kontak Minggu (28/12) sekitar pukul 06.18 WIB.
Tim SAR gabungan juga berhasil menemukan dan mengevakuasi tiga jenazah penum,pang pesawat Air Asia pada pencarian hari ketiga.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014