"Merebaknya risiko politik Yunani mendorong dolar AS mengalami penguatan di pasar uang global dan domestik," kata analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta.
Menurut dia, kondisi itu membuat khawatir pelaku pasar keuangan di negara-negara berkembang. Krisis politik di Yunani itu dapat membuat krisis utang di kawasan negara-negara Euro memburuk.
Meski demikian, penguatan dolar AS terhadap rupiah masih cenderung tertahan di tengah antisipasi investor terhadap data ekonomi Amerika Serikat yakni data kepercayaan konsumen AS dan juga data manufaktur Tiongkok.
"Investor masih terlihat waspada mencermati perkembangan ekonomi global. Kondisi itu membuat outlook mata uang rupiah menjadi netral," katanya.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan mata uang rupiah kembali berada di area negatif setelah sempat menguat tipis pada perdagangan sesi pagi.
"Faktor global mendorong mata uang rupiah pada akhir tahun ini kembali tertekan," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (30/12) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.436 dibandingkan hari sebelumnya, Senin (29/12) di posisi Rp12.434 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014