Solo (ANTARA News) - Seekor harimau sumatra bernama Vici koleksi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo ditemukan mati Senin (29/12) malam. Untuk memastikan penyebab kematian tersebut, sejumlah organ binatang buas yang dilindungi itu kini telah dikirim ke laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.

Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah (Perusda) TSTJ Lilik Kristianto membenarkan kejadian ini. Sebelum ditemukan mati dikandangnya, harimau berusia 10 tahun 10 bulan ini memang sudah memperlihatkan tanda-tanda tidak sehat.

"Ya karena sejak sehari sebelumnya harimau berjenis kelamin betina ini sudah tidak mau makan. Sehari sebelumnya atau Minggu (28/12) Vici ini memang sudah tidak mau makan, kemudian ini berlanjut sampai Senin (29/12). Padahal biasanya sehari itu makannya tiga ekor ayam," katanya.

Melihat kondisi ini, Lilik melanjutkan, pihak pengelola langsung berkoordinasi dengan sejumlah ahli harimau sumatera. Tidak hanya itu, pengelola juga berkonsultasi dengan sejumlah pengelola kebun binatang, seperti Taman Safari dan Gembiraloka. Dari hasil konsultasi itu, pengelola kemudian memberikan penanganan berupa pemberian antibiotik dan vitamin.

"Pada Senin (29/12) kita lakukan injeksi vitamin dan antibiotik, tetapi sore harinya sekitar pukul 17.30 WIB Vici sudah meninggal," kata deokter hewan TSTJ Dr Nuraini mendampingi Lilik Kristianto.

Ia mengatakan dengan kejadian ini pihak pengelola kembali berkoordinasi dan berkonsultasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah. Kemudian, pengelola melakukan autopsi bangkai harimau Sumatera.

"Ya karena tidak ada penyakit berbahaya yang bisa menular, kita lakukan autopsi selanjutnya dilakukan pengeringan. Dari hasil autopsi didapati jantung, paru mengandung air, dan terjadi perubahan diususnya," tambah Nuraini.

Direktur Operasional TSTJ Windu Winarso mengatakan dengan matinya Vici, saat ini jumlah koleksi harimau sumatera yang ada di TSTJ tinggal empat ekor, dan tiga diantaranya betina dan seekor jantan.

Pewarta: Joko Widodo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014