Ternate (ANTARA News) - Rencana ekploitasi tambang koalin di kawasan hutan lindung Tanah Putih, Desa Domato, Halmahera Barat, Maluku Utara, ditentang aktivis dan masyarakat setempat karena dapat mengancam populasi Burung Bidadari yang hidup di kawasan itu.Kekhawatiran warga terhadap akan adanya aktivitas penambangan di hutan lindung Tanah Putih muncul setelah sebuah perusahaan yang berinduk di Korea Selatan yakni PT KNI Global melakukan survai potensi tambang koalin, kata seorang aktivis lingkungan di Maluku Utara, Jafar, di Ternate, Jumat. Menurutnya, warga setempat tidak setuju kalau kawasan hutan lindung Tanah Putih yang seluas 50.000 hektar itu dijadikan lokasi penambangan koalin karena dan mengancam habitat burung bidadari dan kelestarian alam yang selama ini dikenal sebagai kawasan penyangga air. "Mereka tidak menolak masuknya investor untuk mengolah tambang koalin di Desa Domato, justru didukung karena akan membantu meningkatkan aktivitas ekonomi di wilayah itu, tetapi mereka tidak setuju kalau kawasan hutan lindung Tanah Putih ikut dijadikan lokasi penambangan," katanya. Oleh karena itu, investor yang akan mengolah tambang koalin di wilayah tersebut, agar tidak memaksakan diri untuk ikut mengolah tambang koalin di kawasan hutan lindung Tanah Putih. Instansi terkait juga diminta tidak memasukan kawasan hutan lindung itu dalam konsensi tambang investor. Sementara itu Bupati Halbar Ir Namto Hui Roba secara terpisah mengatakan, PT KNI Global memang tengah melakukan survei tambang koalin di wilayah tersebut, tetapi kalau nanti perusahaan itu jadi mengolah tambang koalin di sana, tentu tidak akan sampai ke kawasan hutan lindung. Sesuai ketentuan, potensi tambang yang ada di dalam kawasan hutan lindung memang memungkinkan diolah, tetapi harus ada izin dari Menteri Kehutanan. Itu pun syaratnya tidak mudah, karena harus menyediakan lahan pengganti di lokasi lain dengan luas minimal dua kali lipat. "Dalam kaitan itu, saya mengimbau warga agar tetap tenang dan tidak terpengaruh dnegan isu-isu yang bisa menyesatkan, terkait dengan masuknya PT KNI Global untuk mengolah potensi tambang koalin di Halbar. Warga harus membantu menciptakan iklim investasi yang kondusif, agar investor tidak lari," katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006