"Melalui program zero pekerja anak ini diharapkan Indonesia akan terbebas dari pekerja anak pada 2022," kata Hanif disela-sela sidak di Kawasan Industri Makassar (KIMA) di Makassar, Senin.
Dia mengatakan, setelah program itu dicanangkan, maka diharapkan tidak ada lagi pekerja anak yang dipakai oleh perusahaan tertentu.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, melalui pencanangan zero pekerja anak yang dimulai di Kota Makassar ini, diharapkan akan diikuti oleh semua daerah di Indonesia, sehingga secara bertahap pekerja anak tidak ada lagi pada 2022.
Karena itu, lanjut dia, pencanangan ini jangan menjadi ajang seremonial saja, tetapi betul-betul dijalankan oleh para pihak dan harus berani menolak sogok.
"Saya ingin pengawas di bawah kementerian yang saya pimpin kuat iman. Tidak mudah di bujuk rayu dengan apapun. Kalau memang salah dan tidak mengikuti aturan ya ditindak," katanya menegaskan.
Mantan Sekjen DPP PKB ini juga meminta program pencanangan Zero pekerja anak ini didukung oleh semua pihak termasuk para gubernur, wali kota dan perusahaan.
Dia mengatakan, tanpa dukungan semua pihak, program semacam ini hanya akan menjadi rezim kertas yang tak akan berpengaruh di lapangan.
Kegiatan pencangan program zero pekerja anak dan sidak di KIMA Makassar tersebut turut dihadiri Wakil Gubernur Sulsel Arifin Nukman, Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal, para jajaran pejabat eselon satu dan dua Kemenaker serta pimpinan dari perusahaan yang berada di kawasan KIMA Makassar. Termasuk perwakilan dari International Labour Organization (ILO) dan anggota DPR RI.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014