Parade tersebut merupakan wujud akuntabilitas hasil riset kesehatan yang dihasilkan Balitbang Kesehatan.

Jakarta (ANTARA News) - Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbang Kesehatan) Kementerian Kesehatan menyelenggarakan Parade Penelitian Kesehatan Tahun 2014 pertama kali, dengan enam hasil riset yang dipamerkan.

Beberapa hasil riset kesehatan yang dipamerkan itu, yakni Studi Diet Total (SDT), Saintifikasi Jamu, Studi Kohort Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular dan Tumbuh Kembang Anak, Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit (Rikhus Vektora), Riset Etnografi Kesehatan serta Kesiapan Laboratorium menghadapi Pandemi.

"Parade tersebut merupakan wujud akuntabilitas hasil riset kesehatan yang dihasilkan Balitbang Kesehatan," kata Menkes Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M.(K).

SDT dilakukan oleh 2.372 pengumpul data dengan melibatkan 46.409 rumah tangga dan 161.291 individu di 33 provinsi dan 497 kabupaten/kota di Indonesia.

Studi ini memberikan informasi tentang kondisi kecukupan gizi masyarakan Indonesia dan potensi keterpaparan masyarakat terhadap cemaran berbahaya pada makanan yang dikonsumsinya.

Program Saintifikasi Jamu mendapatkan evidance based bagi pemanfaatan jamu yang terdiri dari penelitian dari hulu hingga hilir.

Sementara studi Kohort Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular melibatkan 5.290 subjek berusia 25-65 tahun. Jantung koroner menempati urutan pertama terbesar angka kejadiannya, disusul diabetes melitus, dan stroke.

Studi Kohort Tumbuh Kembang Anak melibatkan 530 ibu hamil dan 430 bayi. Studi ini dilakukan untuk melihat kaitan antara status gizi ibu hamil dengan tumbuh kembang anak.

Riset Khusus Vekotora dilakukan untuk memperoleh data dasar penyakit tular vektor dan reservoir. Riset ini dilakukan relevan dengan adanya penyakit bersumber binatang yang masih menjadi masalah kesehatan.

Riset Etnografi Kesehatan memberikan informasi budaya kesehatan etnis-etnis di indonesia. Sampai sekarang telah dilakukan riset pada 32 etnis dari 1.068 etnik di Indonesia. Dari setiap etnik akan diketahui dampak positif dan negatif terhadap kesehatan.

"Masih ada 174 penelitian yang belum ditayangkan. Niat kami adalah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat. Kami berharap penelitian ini sejalan dengan bidang lainnya di Indonesia," tambahnya lagi.


Pewarta: Okta Antikasari
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014