Seorang lelaki tua dan seorang pemuda dihanyutkan arus sungai saat lebih dari 300 keluarga menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman akibat tanah longsor dan banjir yang dipicu oleh topan tropis tersebut di Provinsi Lembah Compostela, Filipina Selatan, Minggu, kata Raul Vilocino, pejabat urusan bencana di provinsi tersebut.
Gangguan cuaca itu, yang membawa angin dengan kecepatan 100 kilometer per jam, juga mengakibatkan hujan lebat di sedikitnya 12 provinsi di Mindanao dan wilayah Filipina Tengah, Visayas, saat topan tersebut bergerak ke arah barat-baralaut dengan kecepatan 11 kilometer per jam, kata Lembaga Layanan Astronomi, Geofisika dan Atmosfir Filipina di dalam buletinnya pada pukul 05.00 waktu setempat.
"Kami terus memantau dan mengungsikan warga di daerah dataran rendah saat permukaan air sungai terus naik," kata Vilocino kepada radio setempat, sebagaimana dikutip Xinhua.
Provinsi lain di Mindanao Selatan, seperti Davao del Norte dan Davao Oriental, juga melaporkan terjadinya banjir, dan ratusan keluarga diungsikan pada Minggu malam, kata beberapa pejabat urusan bencana.
Filipina berada di tempat yang diberi nama Sabuk Topan, tempat sedikitnya 20 topan dari Pasifik Selatan menyinggahi gugusan pulau itu setiap tahun.
Tahun lalu, Topan Super Haiyan (yang di negeri tersebut dinamakan Yolanda), salah satu topan paling kuat sepanjang sejarah, menerjang bagian tengah dan timur negeri itu, menewaskan lebih dari 6.000 orang dan membuat satu juta orang kehilangan tempat tinggal mereka.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014